Angka kematian kasus COVID-19 di Sumsel dekati enam persen

id COVID-19 sumsel, corona sumsel, kasus aktif sumsel, data kasus baru corona sumsel, COVID-19 palembang, kasus sembuh sums,berita sumsel, berita palemba

Angka kematian kasus COVID-19 di Sumsel dekati  enam persen

Dokumen - Petugas medis membawa jenazah pasien COVID-19 saat proses pemakaman di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Alue Tampak, Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Minggu (6/9/2020) ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Palembang (ANTARA) - Angka kematian akibat COVID-19 di Sumatera Selatan masih terus bertambah dan mendekati rasio enam persen dari total 4.745 kasus konfirmasi positif per 7 September 2020 sehingga masyarakat diingatkan agar proaktif melaporkan temuan gejala.

Anggota tim ahli Penanganan COVID-19 Sumsel bidang epidemiologi Dr Iche Andriany Liberty di Palembang, Selasa mengatakan 70 persen kasus kematian di Sumsel memiliki komorbid atau penyakit bawaan dengan mayoritas usia 55-69 tahun.

Dikatakan, meningkatnya angka kematian juga didorong dari sebagian kasus yang lambat dideteksi sehingga di rawat dalam kondisi klinis yang sudah parah.

"Masih menjadi kekhawatiran kami bahwa kasus-kasus konfirmasi positif yang memiliki komorbid ini datang ke fasilitas kesehatan sudah dengan kondisi berat," ujarnya.

Oleh karena itu aspek pelayanan kesehatan harus diutamakan agar penanganan kasus tetap maksimal meski kasus konfirmasi positif datang terlambat.

Ia mengimbau pemkab dan pemkot memperhatikan kembali aspek pelayanan kesehatan di daerahnya, sebab presentase kematian beberapa kabupaten/kota di Sumsel cukup tinggi, seperti di OKU Selatan (40 persen), Pagaralam (16 persen), Lahat, Banyuasin, OKU, Muratara, Prabumulih dan OKU Timur masing-masing 9 persen.

Meskipun jika dilihat dari jumlah angka kematian di Sumsel yang kini mencapai 281 orang, Kota Palembang masih berada di peringkat pertama dengan 157 orang dan Kabupaten Banyuasin 31 orang.

Sedangkan secara keseluruhan rasio angka kematian di Sumsel per 7 September tercatat 5,92 persen dan masuk lima besar secara nasional.

Dr Iche mengimbau agar tracing dan testing tetap ditingkatkan mengingat kontribusinya sangat besar untuk mempengaruhi penekanan kasus konfirmasi dan angka kematian.

Sebab rasio testing di Sumsel baru mencapai 2,58 persen atau masih kurang satu persen dari ketentuan WHO.

"Ketika testing sesuai target WHO tentu dapat lebih cepat mendeteksi kasus untuk dikarantina atau isolasi, Indonesia baru-baru ini mencatatkan rekor baru penambahan kasus positif, maka jangan sampai pola ini terjadi juga di Sumsel," tambahnya.

Ia juga mengingatkan masyarakat bahwa Pemprov Sumsel sedang menyosialisasikan Pergub tentang disiplin protokol kesehatan yang di dalamnya memuat berbagai sanksi, oleh karena itu diharapkan masyarakat dapat mematuhinya ketika Pergub diberlakukan.

"Kalau mau produktif dan aman maka protokol kesehatan itulah kuncinya, kalau ada gejala segeralah melapor ke petugas kesehatan," kata Dr Iche menegaskan.