Kota Palembang menempati urutan tertinggi kasus DBD dan COVID-19 di Sumsel

Palembang (ANTARA) - Kota Palembang berpenduduk 1,6 juta jiwa menempati urutan tertinggi temuan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan positif COVID-19 di Provinsi Sumatara Selatan.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sumatera Selatan yang diterima di Palembang, Kamis, mencatat 360 kasus DBD selama periode Januari - 26 Mei 2020 di Kota Palembang, sedangkan data Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sumsel terdapat 520 kasus selama periode 24 Maret - 27 Mei 2020 juga.

"Memang kasus DBD di Kota Palembang hampir setiap tahun tinggi karena penduduknya banyak, selain itu mobilitas penduduknya juga tinggi sehingga kasus positif COVID-19 juga banyak," kata Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Sumsel, Muyono.

Dibandingkan periode yang sama pada 2019 sebanyak 667 kasus, maka penderita DBD di Palembang lebih sedikit dan terpantau menunjukan tren penurunan tiap bulan karena siklus puncaknya pada Januari - Februari sudah lewat.

Namun dari 360 kasus DBD tersebut tidak ditemukan pasien meninggal dunia, sedangkan dari 520 kasus COVID-19 sudah ada 16 orang konfirmasi positif meninggal dalam kurun dua bulan.

Menurut dia menurunnya kasus DBD itu didorong meningkatnya kebiasaan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat yang juga dipicu kewaspadaan terhadap COVID-19.

"Selain itu pelayanan kesehatan di kabupaten/kota untuk DBD tetap optimal meski kasus COVID-19 sedang naik," tambahnya.

Sementara data keseluruhan terdapat 1.703 kasus DBD di Sumsel periode Januari - 26 Mei 2020 dan 915 kasus konfirmasi positif COVID-19 selama periode 24 Maret - 27 Mei 2020.

Dari 1.073 kasus DBD tersebut tiga orang meninggal di Kabupaten Muratara, Muara Enim dan Banyuasin.

Sedangkan dari 915 kasus positif COVID-19 terdapat 28 orang meninggal dari Palembang, OKU Timur, Banyuasin, Prabumulih, OKI, Muara Enim, Musi Rawas,Ogan Ilir dan OKU Selatan.

"Kami meminta masyarakat tetaplah menerapkan PHBS karena dengan pola itu maka hampir semua penyakit menular dapat dicegah dan disembuhkan," kata Muyono menjelaskan.