Festival ikan asap di Probolinggo pecahkan rekor MURI
Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Festival Ikan Asap Krispi di Kota Probolinggo dengan sajian 1 ton ikan atau sekitar 10.000 ekor ikan yang digelar di sepanjang Jalan Panglima Sudirman Kota Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu, memecahkan rekor Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI).
Kegiatan festival yang digelar dalam rangka memeriahkan "Seminggu di Kota Probolinggo" (Semipro) ke XI tahun 2019 dihadiri oleh Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin dan Wakil Wali Kota Probolinggo Mochammad Soufis Subri.
"Pemerintah Kota Probolinggo membuat ikan asap yang dilaporkan ada 5.000 ekor, tapi setelah dihitung mencapai 10.240 ikan, sehingga kami memberikan rekor MURI ke-9146 kepada penyelenggara," kata perwakilan dari MURI, Ariani Siregar di Kota Probolinggo.
Ia mengatakan MURI adalah lembaga pencatatan rekor yang saat ini sudah menorehkan 9.100 rekor di Indonesia dan Pemkot Probolinggo sudah mencatat rekor keempat kalinya.
"Rekor pertama adalah pencatatan training ESQ, kemudian kerajinan daur ulang, gaun pengantin terpanjang dan kali ini MURI untuk ikan asap terbanyak," tuturnya.
Penyerahan rekor MURI diterima oleh Wali Kota Habib Hadi didampingi Wawali Subri bersama Ketua DPRD sementara Abdul Mujib, sehingga pencatatan rekor itu menjadi kebanggaan karena dalam pengasapan ikan melibatkan organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemkot bersama pelaku UMKM binaan Dinas Perikanan setempat.
Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin mengatakan pihaknya bersyukur mendapat rekor MURI dan harus ditingkatkan untuk memajukan usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) yang menjadi binaan OPD terkait, sehingga kegiatan itu bisa menjadi langkah untuk memajukan UMKM.
"Kami mendorong UMKM lebih meningkat, melakukan terobosan dan inovasi agar olahan ikan lebih diminati. Dengan raihan rekor MURI itu menunjukkan Kota Probolinggo punya potensi olahan ikan yang besar," tuturnya.
Meski tergolong agenda baru, Habib Hadi berharap festival ikan asap bisa menjadi agenda rutin Pemerintah Kota Probolinggo karena festival itu menjadi bentuk pemasaran, mengasah kreasi dan inovasi untuk menambah asupan gizi bagi anak-anak.
"Tujuan kami ingin menggugah kesadaran tentang besarnya potensi perikanan di Kota Probolinggo yang ditandai hasil tangkapan nelayan mencapai 16.000 ton pada tahun 2018, sehingga itu potensi yang besar untuk dikelola dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Menurutnya angka konsumsi ikan di Kota Probolinggo masih jauh dari target nasional sebesar 45,37 kg/kapita/tahun karena konsumsi makan ikan Kota Probolinggo hanya 35,70 kg/kapita/tahun, sehingga festival itu juga sebagai momentum mempromosikan Kota Probolinggo sebagai salah satu branding kuliner khas.
"Ikan asap merupakan kuliner yang murah, enak dan mudah didapat sehingga saya berharap dengan adanya festival ikan asap ini akan muncul banyak dampak yang positif bagi masyarakat," katanya.
Kegiatan festival yang digelar dalam rangka memeriahkan "Seminggu di Kota Probolinggo" (Semipro) ke XI tahun 2019 dihadiri oleh Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin dan Wakil Wali Kota Probolinggo Mochammad Soufis Subri.
"Pemerintah Kota Probolinggo membuat ikan asap yang dilaporkan ada 5.000 ekor, tapi setelah dihitung mencapai 10.240 ikan, sehingga kami memberikan rekor MURI ke-9146 kepada penyelenggara," kata perwakilan dari MURI, Ariani Siregar di Kota Probolinggo.
Ia mengatakan MURI adalah lembaga pencatatan rekor yang saat ini sudah menorehkan 9.100 rekor di Indonesia dan Pemkot Probolinggo sudah mencatat rekor keempat kalinya.
"Rekor pertama adalah pencatatan training ESQ, kemudian kerajinan daur ulang, gaun pengantin terpanjang dan kali ini MURI untuk ikan asap terbanyak," tuturnya.
Penyerahan rekor MURI diterima oleh Wali Kota Habib Hadi didampingi Wawali Subri bersama Ketua DPRD sementara Abdul Mujib, sehingga pencatatan rekor itu menjadi kebanggaan karena dalam pengasapan ikan melibatkan organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemkot bersama pelaku UMKM binaan Dinas Perikanan setempat.
Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin mengatakan pihaknya bersyukur mendapat rekor MURI dan harus ditingkatkan untuk memajukan usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) yang menjadi binaan OPD terkait, sehingga kegiatan itu bisa menjadi langkah untuk memajukan UMKM.
"Kami mendorong UMKM lebih meningkat, melakukan terobosan dan inovasi agar olahan ikan lebih diminati. Dengan raihan rekor MURI itu menunjukkan Kota Probolinggo punya potensi olahan ikan yang besar," tuturnya.
Meski tergolong agenda baru, Habib Hadi berharap festival ikan asap bisa menjadi agenda rutin Pemerintah Kota Probolinggo karena festival itu menjadi bentuk pemasaran, mengasah kreasi dan inovasi untuk menambah asupan gizi bagi anak-anak.
"Tujuan kami ingin menggugah kesadaran tentang besarnya potensi perikanan di Kota Probolinggo yang ditandai hasil tangkapan nelayan mencapai 16.000 ton pada tahun 2018, sehingga itu potensi yang besar untuk dikelola dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Menurutnya angka konsumsi ikan di Kota Probolinggo masih jauh dari target nasional sebesar 45,37 kg/kapita/tahun karena konsumsi makan ikan Kota Probolinggo hanya 35,70 kg/kapita/tahun, sehingga festival itu juga sebagai momentum mempromosikan Kota Probolinggo sebagai salah satu branding kuliner khas.
"Ikan asap merupakan kuliner yang murah, enak dan mudah didapat sehingga saya berharap dengan adanya festival ikan asap ini akan muncul banyak dampak yang positif bagi masyarakat," katanya.