Banjarmasin (ANTARA) - Tari Betandik asal Suku Dayak yang ditampilkan penari Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan pada Festival Budaya Banjar 2019 di Museum Nasional Jakarta memukau para penonton, termasuk duta besar dari berbagai negara sahabat.
Kepala Bagian Humas Pemkab Hulu Sungai Tengah Ramadhan di Jakarta, Sabtu, mengatakan pihaknya menampilkan berbagai kesenian khas daerah pada festival tahunan tersebut, sebagai upaya untuk mempromosikan wisata dan budaya daerah.
Betandik salah satu inti dari proses panjang adat Aruh Baharin yang biasa dilakukan warga Dayak untuk ritual agar hasil panen berhasil dengan baik.
Berdasarkan situs Berita Terkini Jabodetabek, Batandik, yakni menari sambil merapalkan mantra mengelilingi salah satu pusat pemujaan sambil membunyikan gelang Hiang, dengan diiringi musik.
Dalam tarian itu dikisahkan bahwa mereka memanggil arwah para leluhur, bahkan para raja Dayak untuk hadir ke acara mereka yang merupakan ritual warisan leluhur.
Selain menampilkan kesenian, Pemkab Hulu Sungai Tengah juga menyajikan kue khas daerah, yaitu Apam Barabai. Sajian kue khas tersebut mendapatkan apresiasi dari seluruh undangan.
Selain para duta besar, kegiatan itu turut dihadiri Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir yang juga warga kelahiran Banjarmasin, sedangkan acara dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Kalsel Rudy Resnawan.
Ramadhan menyampaikan bahwa kue-kue khas Barabai dan hasil-hasil kerajinan tangan hampir tak bersisa dinikmati dan beli oleh para undangan.
Melalui ajang tersebut, pemkab setempat juga berkesempatan mempromosikan berbagai objek wisata dan seni budaya Kabupaten Hulu Sungai Tengah, melalui brosur yang diberikan kepada para duta besar dan turis.
"Kami berharap melalui Festival Budaya Banjar ini seluruh ragam seni, budaya, kuliner, dan wisata alam di Kalsel dan HST (Hulu Sungai Tengah) dapat dikenal ke seluruh Indonesia dan dunia sehingga mendorong kemajuan pembangunan di berbagai bidang," katanya.
Festival Budaya Banjar akan berlangsung hingga Minggu (21/7), sedangkan puncaknya berupa Karnaval Budaya Banjar dengan menaiki jukung dari Museum Nasional menuju area Car Free Day (CFD) di Bundaran Hotel Indonesia.