Selandia Baru dukung Indonesia melalui Pacific Exposition
Auckland (ANTARA) - Pemerintah Selandia Baru sepenuhnya mendukung Indonesia dalam penyelenggaraan Pacific Exposition yang digelar di Auckland pada 11-14 Juli 2019 dan diikuti oleh 20 negara di kawasan Pasifik.
Menteri Urusan Masyarakat Pasifik Selandia Baru William Aupito Sio, di Auckland, Minggu, mengatakan bahwa dibutuhkan komitmen untuk kemitraan yang erat di antara negara-negara di Pasifik.
"Dalam empat tahun ke depan, Selandia Baru akan membuka kesempatan untuk masyarakat Pasifik di mana Selandia Baru sepenuhnya mendukung Indonesia dalam penyelenggaran Pacific Exposition ini," katanya.
Senada dengan William Aupito Sio, Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa dan Kerajaan Tonga Tantowi Yahya mengatakan dengan semangat persaudaraan dapat menjadi awal untuk membuka peluang kerja sama di bidang lainnya.
"Kerja sama diperlukan dalam membangun hubungan, bukan hanya di antara para negara Pasifik tetapi juga dengan tetangganya, sedangkan, untuk pelestarian budaya benda dan tak benda diperlukan landasan peraturan dan kebijakan yang kuat di negara-negara Pasifik," katanya.
Menurut Tantowi, terdapat potensi untuk industri ekonomi kreatif di bidang seni dan budaya yang besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi bagi negara-negara Pasifik di mana Indonesia dalam hal ini berbagi pengalaman dan siap bekerja sama di sektor tersebut.
"Di samping itu, sektor pariwisata di negara Pasifik khususnya untuk warisan budaya di bawah laut perlu dikembangkan cara untuk pemanfaatannya," ujarnya.
Pacific Cultural Forum sebagai rangkaian dari pelaksanaan The 1st Pacific Exposition di Skycity Convention Centre Auckland berlangsung pada 13 Juli 2019. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Muhajir Effendy hadir pada forum yang dihadiri pula oleh sekitar 150 orang dari 17 negara pasifik, yaitu Cook Islands, Fiji, Indonesia, Kiribati, Marshall Islands, Micronesia, New Caledonia, Selandia Baru, Nauru, Niue, Palau, Papua New Guinea, Samoa, Solomon Islands, Timor Leste, Tonga dan Tuvalu yaitu wakil pemerintah, akademisi, para ahli di bidang budaya.
Menteri Urusan Masyarakat Pasifik Selandia Baru William Aupito Sio, di Auckland, Minggu, mengatakan bahwa dibutuhkan komitmen untuk kemitraan yang erat di antara negara-negara di Pasifik.
"Dalam empat tahun ke depan, Selandia Baru akan membuka kesempatan untuk masyarakat Pasifik di mana Selandia Baru sepenuhnya mendukung Indonesia dalam penyelenggaran Pacific Exposition ini," katanya.
Senada dengan William Aupito Sio, Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa dan Kerajaan Tonga Tantowi Yahya mengatakan dengan semangat persaudaraan dapat menjadi awal untuk membuka peluang kerja sama di bidang lainnya.
"Kerja sama diperlukan dalam membangun hubungan, bukan hanya di antara para negara Pasifik tetapi juga dengan tetangganya, sedangkan, untuk pelestarian budaya benda dan tak benda diperlukan landasan peraturan dan kebijakan yang kuat di negara-negara Pasifik," katanya.
Menurut Tantowi, terdapat potensi untuk industri ekonomi kreatif di bidang seni dan budaya yang besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi bagi negara-negara Pasifik di mana Indonesia dalam hal ini berbagi pengalaman dan siap bekerja sama di sektor tersebut.
"Di samping itu, sektor pariwisata di negara Pasifik khususnya untuk warisan budaya di bawah laut perlu dikembangkan cara untuk pemanfaatannya," ujarnya.
Pacific Cultural Forum sebagai rangkaian dari pelaksanaan The 1st Pacific Exposition di Skycity Convention Centre Auckland berlangsung pada 13 Juli 2019. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Muhajir Effendy hadir pada forum yang dihadiri pula oleh sekitar 150 orang dari 17 negara pasifik, yaitu Cook Islands, Fiji, Indonesia, Kiribati, Marshall Islands, Micronesia, New Caledonia, Selandia Baru, Nauru, Niue, Palau, Papua New Guinea, Samoa, Solomon Islands, Timor Leste, Tonga dan Tuvalu yaitu wakil pemerintah, akademisi, para ahli di bidang budaya.