Bangkok, Thailand (ANTARA) - Menteri Pertahanan, Jenderal TNI (Purnawirawan) Ryamizard Ryacudu, mengikuti Pertemuan ke-13 Menteri Pertahanan ASEAN (ADMM), di Bangkok, Kamis. Ia menyatakan, persatuan bangsa-bangsa di Asia Tenggara ini sebagai “keajaiban dunia” karena sejak dibentuk 52 tahun lalu, hubungan ke-10 bangsa itu bertambah akrab.
ADMM digelar dengan mengangkat tema Keamanan Berkelanjutan, dan menghasilkan pemberlakuan dan deklarasi sejumlah kesepakatan, di antaranya Deklarasi Menteri-menteri Pertahanan ASEAN Tentang Keamanan Berkelanjutan. Bertindak sebagai tuan rumah ADMM 2019 kali ini adalah Menteri Pertahanan/Deputi Perdana Menteri Thailand, Jenderal Prawit Wongsuwon.
Ryamizard hadir bersama para kolega menteri pertahanan ASEAN, yaitu Menteri Pertahanan Brunei Darussalam, Awang Halji bin Haji Md Yussof, Menteri Pertahanan Kerajaan Kamboja, Samdech Pichey Sena Tea Banh, Menteri Pertahanan Laos, Jenderal Chansamone Chanyalath, Menteri Pertahanan Malaysia, Mohammad bin Sabu, Menteri Pertahanan Myanmar, Letnan Jenderal Sein Win, Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, Menteri Pertahanan Singapura, Ng Hen Hen, dan Menteri Pertahanan Viet Nam, Jenderal Ngo Xuan Lich.
Menurut Ryamizard, para menteri pertahanan ASEAN bertemu cukup sering, dan ini menumbuhkan berbagai hal positif di antara mereka. “Pertemuan rutin yang minimal tiga kali setahun dan cukup akrab. Ini yang saya sampaikan tadi bahwasanya ASEAN ini ‘keajaiban dunia’,” kata Ryamizard kepada ANTARA.
“Kenapa dikatakan sebagai ‘keajaiban dunia’? 52 tahun sudah bersatu, tidak ada kita bertengkar tetap tambah akrab sehingga banyak masalah bisa diselesaikan. Ya sedikit-sedikit masalah, namun hal yang biasa tapi diselesaikan secara baik,” kata dia.
Menurut dia, dunia melihat bahwa di Timur Tengah pernah ada persatuan negara-negara Arab. di Timur Tengah itu kan dulu ada persatuan Arab uni Arab tapi sekarang sudah terpecah-pecah. “Nach kita ini 52 tahun tambah mesra saja dan terus demikian, padahal di Indonesia saja lima agama. Di sini tidak tahu orang mana, ada kuning sawo matang, putih, hitam, tapi akrab. Menurut saya itu ajaib,” kata dia.
Ia menyatakan, tantangan ke depan ASEAN dari sisi pertahanan dan keamanan adalah soliditas yang harus terus dipelihara dan ditingkatkan. “Ini khan solid, kalau dipelihara terus ini akan baik bertambah baik asal tantangan ke depan teroris bisa diatasi, kemudian termasuk peran kita melawan pemikiran yang memecah-belah,” kata dia.
Ia katakan, kita tahu di Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN, ada pemersatu bangsa bernama Pancasila.
“Kita (ASEAN) harus percaya pada diri sendiri jumlah kita ini 620 juta penduduk mungkin nomer dua di dunia, tentaranya 2,6 juta orang. Makanya harus percaya diri kita,” kata dia.
Berita Terkait
IRIB: Pertahanan udara Iran aktif, dipicu oleh pendekatan drone kecil
Jumat, 19 April 2024 13:28 Wib
Rusia diduga acak sinyal GPS pesawat RAF bawa Menhan Inggris
Jumat, 15 Maret 2024 11:02 Wib
Menlu Selandia Baru temui Prabowo
Kamis, 14 Maret 2024 21:40 Wib
Pemanfaatan kecerdasan buatan di IKN Nusantara dalam kajian BRIN
Kamis, 7 Maret 2024 4:05 Wib
Istana benarkan Presiden hadiri rapat pimpinan TNI-Polri
Selasa, 27 Februari 2024 16:28 Wib
NATO tampik ancaman militer Rusia terhadap aliansi tersebut
Senin, 5 Februari 2024 11:15 Wib
Israel ingin pegang kendali militer di Gaza setelah perang berakhir
Kamis, 1 Februari 2024 10:45 Wib
Kontrak tahap ke-3 efektif, Indonesia resmi borong 42 jet tempur Rafale
Selasa, 9 Januari 2024 18:52 Wib