Palembang (ANTARA News Sumsel) - Sedikitnya dua orang dinyatakan tewas dan dua orang penumpang lainnya hilang dalam insiden kecelakaan perahu motor atau speedboat asal jalur 14 Muara Sugihan di Sungai Musi tepatnya di depan dermaga Bekangdam II Sriwijaya Palembang, Rabu sekitar pukul 10.00 WIB Rabu.
"Diketahui penumpang yang menjadi korban sebanyak 25 orang, dan 21 di antaranya selamat, dua orang hilang, dan dua orang meninggal” kata Dirpolair Polda Sumsel Kombes Pol Robinson Siregar di Palembang, Rabu.
Korban meninggal diketahui bernama Sukatni (47) dan Sumali (47). Sementara korban yang hilang merupakan suami istri bernama Abdul Hamid dan Zubaidah hingga kini masih dalam pencarian.
Keterangan korban yang selamat dari peristiwa tersebut mengatakan korban tewas dan hilang kemungkinan besar disebabkan sulit mencari jalan keluar dari dalam kapal. Korban berusaha memecahkan kaca jendela disamping kanan dan kiri kapal untuk menyelamatkan diri dari karamnya kapal.
“Kami di dalam kapal sekitar 10 menit menunggu instruksi pihak kapal, kami kesulitan mencari jalan keluar karena sempit. Akhirnya kami keluar lewat jendela kapal. Tas, barang dan dokumen saya hilang,” Kata korban selamat Suparno.
Peristiwa kecelakaan ini sendiri terjadi sekitar pukul 10.00 WIB di dermaga Bekangdam II Sriwijaya. Kernet speebot Irfan mengaku kejadian bermula saat perahu motor mereka sedang berada ditengah sungai musi dan hendak bersandar ke dermaga Bekangdam. Namun tiba-tiba datang speedbot kecil dengan mesin 40 PK yang menyalip dengan kecepatan tinggi dan dan menabrak speedbot dengan mesin 200 PK.
Diketahui speedbot mengangkut 25 penumpang dan 3 awal speedbot. Pada saat kejadian para penumpang tidak memakai pelampung yang sebenarnya sudah tersedia di setiap perahu motor. Namun alat keselamatan itu berada di dalam kapal yang bermesin 200 PK tersebut.
Saksi mata di lapangan Supit Rahindi Putra mengaku dirinya dan sejumlah awak speedbot lain di dermaga sungai musi langsung menyelamatkan penumpang yang jatuh kesungai akibat tabrakan kedua speedbot ini.
Hingga kini puluhan korban masih dirawat intensif di RS. AK. Gani Palembang.