Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Pelatih ganda putra pemusatan latihan nasional (pelatnas) bulu tangkis, Herry Iman Pierngadi, menyebut nomor ganda putra yang kerap menjadi andalan Indonesia dalam berbagai kejuaraan, bukanlah sebagai beban, melainkan tantangan baginya.
"Menjadi andalan, para atlet ataupun khususnya saya sendiri, tidak merasa terbebani, malahan saya tertantang untuk menciptakan pemain-pemain berkualitas dunia lebih banyak lagi setidaknya untuk melapisi Marcus Gideon/Kevin Sanjaya," kata Herry di Cipayung, Jakarta, Kamis.
Akan tetapi, lanjut Herry, pemain-pemain tersebut tidak bisa terbentuk dalam waktu sekejap. Dia mencontohkan proses Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang kini menjadi andalan Indonesia pun, membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan kadang di luar rencana awal.
Ketika Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan masih di atas, Herry menceritakan, malah yang dirinya siapkan sebagai pelapis adalah Ricky Karanda/Angga Pratama di samping Wahyu Nayaka/Ade Yusuf dan Marcus/Kevin. Namun ternyata malah Marcus/Kevin yang lebih menjanjikan.
"Ya begitu, perkiraan kita bisa benar ataupun tidak. Untuk saat ini, Saya nyiapinnya ada Berry Angriawan/Hardianto, Wahyu/Ade dan Fajar Alfian/Rian Ardianto. Namun dibawahnya ada yang mulai nyodok juga," katanya.
Herry menegaskan dirinya masih membutuhkan waktu untuk menemukan pemain-pemain yang mampu diandalkan berikutnya. Paling cepat, kata dia, dirinya baru bisa melihat lebih jelas siapa yang paling mendekati kualitas permainan Marcus/Kevin yang menjadi andalan Indonesia saat ini.
"Ya butuh waktu lihat di pertandingan sebenarnya. Paling setelah Indonesia Open bisa dilihat jadi dipastikan siapa ganda keduanya," ucap Herry.
Saat ini, sedikitnya ada tiga pasangan yang bisa dikatakan kualitasnya mendekati Marcus/Kevin, yakni Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Angga Pratama/Rian Agung Saputro, Berry Angriawan/Hardianto serta Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Menurut Herry, saat ini yang paling mendekati kualitas permainan Marcus/Kevin, adalah pasangan Fajar/Rian namun masih memiliki masalah konsistensi sehingga membutuhkan jam terbang yang lebih banyak.
Sementara Hendra/Ahsan masih memiliki aura pemain terbaik mereka, Herry menilai untuk Berry/Hardianto masih membutuhkan jam terbang lebih tinggi.
"Sedangkan untuk Angga/Rian, mereka dikembalikan bersama lagi tapi perkembangan tidak signifikan, saya masih mau lihat dulu evaluasi satu tahun pertama apakah bisa bersaing di tingkat dunia, kalau stagnan mereka harus legowo," ujar Herry.
Ketika ditanya permasalahan yang dihadapi Angga/Rian sehingga tak kunjung bisa menunjukan performa yang diharapkan, menurut Herry, hal tersebut kembali pada pribadi masing-masing pemain tersebut.
"Kalau saya pribadi melihat mereka masih belum konsisten terutama di poin-poin terakhir dan konsistensi tersebut yang masih belum terlihat sekali dari mereka," kata Herry menambahkan.
Berita Terkait
Kemenkumham Sumsel berikan penyuluhan agama kepada narapidana
Selasa, 13 Februari 2024 17:04 Wib
Kediaman imam Al Aqsa diserbu Israel dengan dalih bangunan tak sah
Senin, 4 Desember 2023 15:50 Wib
PBSI geser posisi Herry IP menjadi pelatih ganda campuran
Jumat, 1 September 2023 14:20 Wib
Performa minor pebulu tangkis mengundang suarasumbang pelatih
Rabu, 9 Agustus 2023 10:09 Wib
Timnas turunkan formasi terbaik hadapi China di perempat final
Jumat, 19 Mei 2023 8:29 Wib
Pj Bupati Muba minta pengurus mesjid didik anak-anak jadi iman
Jumat, 21 April 2023 6:12 Wib
Putusan kasus pembunuhan Brigadir Yoshua, hakim tepis motif pelecehan seksual terhadap Putri
Senin, 13 Februari 2023 12:39 Wib
Warga Bogor pura-pura meninggal minta maaf di kantor polisi
Senin, 21 November 2022 14:14 Wib