Zurich (Antara/Reuters) - Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) meminta FIFA untuk segera menyelesaikan masalah persepakbolaan terkait konflik Israel-Palestina.
Ketua AFC Sheik Slaman bin Ebrahim Al Khalifa mengatakan bahwa batas waktu untuk mengakhiri masalah ini sudah berulang kali terlewati, dan pihak Palestina ingin melihat "sepak bola dimainkan di negeri mereka".
Sengketa muncul karena ada enam tim dari klub divisi bawah Liga Israel yang bermarkas di wilayah pendudukan Tepi Barat dan melakukan pertandingan di sana.
Persatuan Sepak Bola Palestina (PFA) mengatakan bahwa hal tersebut bertentangan dengan statuta FIFA yang menyebutkan bahwa tim dari negara anggota badan sepak bola dunia tidak boleh melakukan pertandingan di wilayah milik negara anggota lainnya tanpa izin.
Permukiman Israel dinilai tidak sah berdasarkan hukum internasional, meski Israel mempermasalahkan hal itu.
PFA juga mengeluhkan bahwa Israel menghadapi aktivitas mereka, termasuk membatasi pergerakan pemain antara Tepi Barat dan Gaza, dan menghadang sejumlah perjalanan internasional.
Pemerintah Israel telah menyampaikan kekhawatiran soal keamanan aktivitasnya, dan federasi sepak bola Israel, yang adalah anggota badan sepak bola Eropa, mengatakan bahwa mereka tidak bertanggung jawab terkait aksi dari pemerintahannya.
AFC dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa komite eksekutif telah mendukung pembuatan rekomendasi untuk mendesak FIFA agar mengeluarkan resolusi terkait konflik ini.
AFC mengimbau FIFA untuk menerapkan aturan yang sesuai dengan statuta FIFA sesegera mungkin.
"Palestina adalah anggota AFC dan mereka ingin melihat sepak bola mereka dimainkan di negeri sendiri," kata Sheikh Salman.
"Kami ingin adanya batas waktu yang pasti, karena sebelumnya selalu dilewati. Kami semua ingin masalah ini dapat diselesaikan," katanya.
PFA pada kongres FIFA dua tahun lalu mengimbau adanya sanksi bagi Israel, namun dibujuk untuk mencabut mosinya di menit terakhir.