Lima menteri tanam pohon pule di Arboretum

id pohon Pule, Alstonia Scholaris, tanaman hutan konservasi, area Arboretum, Sumber Brantas, Kota Batu, Jawa Timur

Lima menteri tanam pohon pule di Arboretum

Pohon Pule (Istimewa)

Batu (Antarasumsel.com) - Sebanyak lima menteri kabinet kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo menambah tanaman hutan konservasi di area Arboretum Sumber Brantas di Kota Batu, Jawa Timur, dengan menanam pohon Pule atau Alstonia Scholaris, Jumat.

Kelima menteri yang menanam pohon Pule di hutan konservasi yang dikelola Perum Jasa Tirta I itu adalah Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Moch Basoeki Hadimoeljanto, Menteri Komunikasi dan Informastika (Kominfo) Rudiantara, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Kunjungan kelima menteri ke Arboretum Sumber Brantas tersebut untuk melihat dari dekat pengelolaan daerah konservasi penyelamatan mata air, khususnya di Sumber Brantas, yang menjadi titik nol Sungai Brantas di wilayah Malang raya dan Jatim.

Direktur Teknik Perum Jasa Tirta I Raymond Valiant Ruritan yang mendampingi kelima menteri tersebut menjelaskan Arboretum Sumber Brantas merupakan area konservasi penyelamatan mata air yang dikelola Perum Jasa Tirta I seluas 19 hektare dengan jumlah tanaman lebih dari 10 ribu pohon.

Dari 10 ribu pohon itu, katanya, ada satu jenis pohon langka, yakni pinus panama yang dibawa dari Brazil pada saat Konferensi Lingkungan Hidup di Riau tahun 1990. Pohon langka ini hanya ada dua. "Kami memang memaksimalkan kegiatan vegetatif untuk konservasi sumber daya air (SDA)," kata Raymond.

Konservasi yang dilakukan tersebut, selain untuk menahan laju erosi dan memperkuat daerah tangkapan air, juga menahan laju sedimentasi di sungai dan waduk. Secara teknis Perum Jasa Tirta I juga melakukan upaya pengendalian banjir dengan cara mengoperasikan bangunan prasarana pengendalian banjir, seperti tanggul, dan pintu air yang didukung peralatan telemetri.

Selain menanam pohon Pule, kelima menteri tersebut juga meninjau sumber air yang menjadi titik nol Sungai Brantas. Kelima menteri tersebut secara bergantian meminum air dari sumber tersebut. "Kalau minum air sumber ini katanya awet muda," celetuk salah seorang menteri yang berada di area sumber.

Meski debit air di Sumber Brantas hanya 2,5 liter per detik, sumber tersebut tidak pernah berkurang debitnya pada saat musim kemarau. "Sumber Brantas ini tidak terpengaruh dengan musim kemarau seperti sumber-sumber lainnya yang menurun debitnya, bahkan mati," urainya.

Semenatra itu pohon Pule yang ditanam kelima menteri tersebut memiliki tinggi hingga 20-25 meter. Dan, bisa tumbuh hanya di daerah yang berketinggian antara 500-1000 meter di atas permukaan laut (dpl). Selain di Indonesia, pohon Pule juga bisa tumbuh di India, Sri Lanka, Australia, dan Kepulauan Solomon.

Tanaman keras ini di Indonesia banyak dijumpai di Jawa dan Sumatera. Pohon ini juga dikenal sebagai pohon kayu gabus, lome, lomo. Namun, pohon ini tidak banyak digunakan untuk bangunan, tetapi perkakas rumah tangga.

Selain itu, juga bermanfaat sebagai obat malaria, demam, batuk, desentri, anemia, kencing manis (diabetes militus), hipertensi, serta berbagai penyakit lainnya.