Ahok ketika sidang teringat ayah meninggal 19 tahun silam
....Saya sangat sedih, saya dituduh menista agama Islam, karena tuduhan itu, sama saja dengan mengatakan saya menista orang tua angkat dan saudara-saudara angkat saya sendiri....
Jakarta (Antarasumsel.com) - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) teringat sidang perdana yang ia jalani Selasa (13/12) atas perkara dugaan penistaan agama bertepatan dengan 19 tahun ayah angkatnya, Andi Baso Amir, yang memeluk agama Islam, meninggal dunia.
"Persis 19 tahun ayah (angkat) saya meninggal. Jadi kemarin saya ingat, ayah saya itu hormati muslim dan saudara muslim. Kalau dalam ajaran Islam itu, kalau kita menyakiti orang tua, menista orang tua, menurut kepercayaan Islam itu ayah kita nangis di kuburan," kata Ahok saat menerima aspirasi warga di Rumah Lembang, Jakarta, Rabu.
Ahok mengaku teringat dengan kebaikan ayah angkatnya yang begitu baik dengan sesama muslim, namun di saat yang sama ia sedih karena duduk di depan majelis hakim sebagai terdakwa atas tuduhan penistaan agama Islam, agama yang amat dihormati ayah dan ibu angkatnya.
Pas meninggalnya lagi, Bapak saya pesan kita punya saudara yang harus sampai akhir hayat," ujar mantan bupati Belitung Timur itu.
Ahok yang lahir dari pasangan keluarga nonmuslim, Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsih, juga diangkat sebagai anak oleh keluarga Islam asal Bugis, H. Andi Baso Amier dan Hj. Misribu binti Acca.
Ayah kandungnya dengan ayah angkat pun bersumpah untuk menjadi saudara sampai akhir hayat. Kecintaan kedua orang tua angkatnya kepada Ahok ini lah yang membuatnya tak kuasa menahan tangis saat persidangan.
"Saya sangat sedih, saya dituduh menista agama Islam, karena tuduhan itu, sama saja dengan mengatakan saya menista orang tua angkat dan saudara-saudara angkat saya sendiri, yang sangat saya sayangi, dan juga sangat sayang kepada saya," ucap Ahok seraya menahan tangis saat persidangan, Selasa (13/12).
Usai menghadapi persidangan, Ahok pun kembali menerima aspirasi dan aduan warga di Balai Rakyat, Rumah Lembang.
Ratusan warga yang datang tak henti memberikan semangat dan dukungannya pada Ahok dalam menjalani persidangan selanjutnya.
"Persis 19 tahun ayah (angkat) saya meninggal. Jadi kemarin saya ingat, ayah saya itu hormati muslim dan saudara muslim. Kalau dalam ajaran Islam itu, kalau kita menyakiti orang tua, menista orang tua, menurut kepercayaan Islam itu ayah kita nangis di kuburan," kata Ahok saat menerima aspirasi warga di Rumah Lembang, Jakarta, Rabu.
Ahok mengaku teringat dengan kebaikan ayah angkatnya yang begitu baik dengan sesama muslim, namun di saat yang sama ia sedih karena duduk di depan majelis hakim sebagai terdakwa atas tuduhan penistaan agama Islam, agama yang amat dihormati ayah dan ibu angkatnya.
Pas meninggalnya lagi, Bapak saya pesan kita punya saudara yang harus sampai akhir hayat," ujar mantan bupati Belitung Timur itu.
Ahok yang lahir dari pasangan keluarga nonmuslim, Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsih, juga diangkat sebagai anak oleh keluarga Islam asal Bugis, H. Andi Baso Amier dan Hj. Misribu binti Acca.
Ayah kandungnya dengan ayah angkat pun bersumpah untuk menjadi saudara sampai akhir hayat. Kecintaan kedua orang tua angkatnya kepada Ahok ini lah yang membuatnya tak kuasa menahan tangis saat persidangan.
"Saya sangat sedih, saya dituduh menista agama Islam, karena tuduhan itu, sama saja dengan mengatakan saya menista orang tua angkat dan saudara-saudara angkat saya sendiri, yang sangat saya sayangi, dan juga sangat sayang kepada saya," ucap Ahok seraya menahan tangis saat persidangan, Selasa (13/12).
Usai menghadapi persidangan, Ahok pun kembali menerima aspirasi dan aduan warga di Balai Rakyat, Rumah Lembang.
Ratusan warga yang datang tak henti memberikan semangat dan dukungannya pada Ahok dalam menjalani persidangan selanjutnya.