Tokyo (ANTARA Sumsel) - Komposer Jepang Mamoru Samuragochi, yang dikenal sebagai "Beethoven Jepang" pada Rabu mengatakan bahwa ia telah memperoleh kembali kemampuan pendengarannya.
Samuragochi menyampaikan hal tersebut seminggu setelah membuat kehebohan dengan mengakui bahwa dia telah menggunakan "penulis pengganti" dalam menciptakan beberapa simfoni populernya dan musik lainnya.
Musisi klasik Mamoru Samuragochi dikenal sebagai seorang jenius yang inspirasional karena masih dapat menciptakan simfoni indah meskipun telah kehilangan pendengarannya.
Samuragochi mengaku telah menderita gangguan pendengaran dan tidak bisa mendengar ketika ia mulai membayar seorang profesor yang bekerja paruh waktu di universitas untuk menulis simfoni musik atas namanya. "Kolaborasi" itu berlangsung selama 18 tahun, namun keadaan mulai berubah.
"Kebenarannya adalah baru-baru ini saya mulai bisa mendengar lagi sedikit -sedikit," katanya dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan sebuah media Jepang.
Ia juga mengatakan bahwa selama tiga tahun terakhir ia telah mampu mengikuti percakapan dalam kondisi tertentu.
Samuragochi (50) meminta maaf kepada fansnya minggu lalu karena telah membayar Profesor Takashi Niigaki untuk menuliskan sejumlah komposisi musik atas namanya.
Sementara itu, Niigaki mengatakan ia juga bertanya-tanya tentang sejauh mana gangguan pendengaran sang komposer.
Ketika memberikan pernyataan, Samuragochi mengakui ia sejak awal tidak jujur mengenai pendengarannya ketika skandal tentang ia yang menggunakan "penulis pengganti" itu muncul.
"Saat itu saya hanya memikirkan apa yang akan terjadi bila kabar tentang Niigaki menulis musik atas nama saya diketahui publik. Jadi, saya tidak bisa mengatakan yang sebenarnya karena takut," ujarnya.
Samuragochi mengatakan ia akan segera tampil di depan publik untuk meminta maaf dan menawarkan kesempatan bagi para ahli untuk menguji pendengarannya.
Komposer Jerman Ludwig van Beethoven mulai menderita gangguan pendengaran pada usia sekitar 30 tahun dan mengundurkan diri dari pertunjukan publik sambil terus menulis musik. Dia hampir tuli total selama sepuluh tahun terakhir dalam hidupnya.
Samuragochi memperoleh ketenaran internasional untuk karyanya "Simfoni Hiroshima", sebuah penghargaan untuk para korban bom atom di Jepang pada 1945.
Niigaki pekan lalu mengatakan bahwa ia menerima bayaran lebih dari tujuh juta yen (sekitar 68.000 dolar AS) untuk lebih dari 20 lagu yang ia tulis atas nama Samuragochi.
Salah satu hasil karya Niigaki adalah musik yang digunakan oleh skater Jepang Daisuke Takahashi untuk program singkat di Olimpiade Sochi, Rusia.
Takashi mengatakan dia "terkejut" mendengar berita itu, tapi tidak berniat mengubah musiknya.
Para pengamat mengatakan bahwa sebagian penyebab dari popularitas Samuragochi adalah promosi bersemangat oleh industri musik yang ingin mempertahankan eksistensi musik klasik dan terus bertahan pada pangsa pasar yang semakin menyusut di tengah masyarakat Jepang.
(Uu.Y012)
Berita Terkait
Grup asal Jepang bawakan lagu "A Go Go" milik Dara Puspita di Joyland
Minggu, 24 November 2024 8:23 Wib
Beda upacara minum teh ala China dan Jepang
Kamis, 21 November 2024 10:53 Wib
Kalahkan Saudi, ini posisi Indonesia di Grup C
Selasa, 19 November 2024 21:45 Wib
Menpora: Yang jatuh akan berdiri lagi, Bangkit Garuda
Minggu, 17 November 2024 13:43 Wib
Pelatih Jepang puji suporter Indonesia
Sabtu, 16 November 2024 18:14 Wib
Calvin Verdonk memuji rekan setimnya di klub setelah dikalahkan Jepang
Sabtu, 16 November 2024 14:02 Wib
Jay Idzes: Timnas Indonesia harus segera bangkit
Sabtu, 16 November 2024 13:37 Wib
Jepang perlebar jarak dari Australia, Indonesia juru kunci
Sabtu, 16 November 2024 13:13 Wib