Muara Batun, Sumsel (ANTARA Sumsel) - Burung goreng merupakan menu Kampung Muara Batun, Kabupaten Ogan Komering Ilir menjadi sangat diminati pembeli yang datang dari berbagai daerah di Sumatera Selatan, kata Romlah pemilik rumah makan di Desa Muara Batun, Jumat.
Ia mengaku, telah mewarisi usaha neneknya sejak sembilan tahun lalu meneruskan rumah makan yang menjual menu utama burung.
Burung ditawarkan dengan dua cara memasak yaitu goreng dan pindang atau berkuah bening dilengkapi beragam bumbu, katanya.
Menurut dia, usaha tersebut mulai tahun 1978 yang diprakasai sang nenek masih bertahan dan semakin banyak tamu yang datang.
Ia mengatakan, setiap hari sedikitnya 800 ekor burung goreng dan pindang habis disantap pembeli.
Biasanya, mereka datang berombongan dan dari berbagai daerah terutama Kayuagung dan Kota Palembang.
Dia menjelaskan, pengolahan burung tersebut sangat sederhana direbus, kemudian digoreng atau dipindang sesuai selera pembeli.
Burung yang mereka jual tersebut, berupa burung punai, belibis dan burung jenis lainnya yang nikmat untuk dikonsumsi.
Romlah menambahkan, burung-burung tersebut mereka peroleh dari pemburu yang berada pada sejumlah daerah di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Ogan Ilir serta Banyuasin.
Setiap hari sedikitnya 800 ekor burung mereka beli dan pada akhir pekan tak kurang dari 1.000 ekor terjual.
Harga burung goreng dan pindang tersebut sangat terjangkau hanya Rp9.000 per ekor.
Biasanya pembeli menyantap di lokasi yang berada di pedesaan dan dikelilingi sawah tersebut minimal dua burung goreng.
Iwan (40) penikmat burung goreng mengaku sengaja datang jauh-jauh dari Palembang menempuh jarak sekitar 40 kilometer untuk makan siang di rumah makan yang menawarkan menu utama burung itu.
Bukan hanya burung goreng dengan sambal nanas tumis membangkitkan selera makan, tetapi suasana desa tentu menjadi daya tarik untuk berkunjung ke rumah maka di daerah yang akan menjadi lokasi pembangunan jalan tol Palembang-Kayuagung itu, katanya.
Dia menambahkan, di desa yang sangat dikenal restoran dengan menu burung tersebut terdapat sejumlah rumah makan sejenis.
Setiap melintasi daerah yang kini menjadi jalan pintas menuju Palembang dari Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir tersebut menyempatkan bersama rombongan makan menu khas itu.