Mantan pengawal cendana raih tiga perak Peparnas

id peparnas riau, kapten simon, mantan pengawal cendana

Mantan pengawal cendana raih tiga perak Peparnas

Ilustrasi - Para atlet yang berlaga di Peparnas Riau, 7-13 Oktober 2012 (FOTO ANTARA)

....Kapten Simon yang mengendarai motor gede (foreders) untuk pengawalan presiden, disenggol mobil yang membuatnya terpental di jalan raya....

Pekanbaru (ANTARA Sumsel) - Lapangan Tenis milik PTPN V di Jalan Rambutan, Pekanbaru, tak pernah sepi penonton ketika mantan pengawal Cendana, Kapten (Arh) TNI Simon Edward Sirait turun bertanding dalam ajang Peparnas ke-XIV di Riau dengan meraih tiga perak.

Paralimpian cabang olahraga tenis kursi roda itu biasa disapa dengan sebutan Kapten Simon, panggilan lain yang gampang akrab dengan siapa saja.

Dia selalu ceria, sehingga namanya cepat akrab di telinga penonton apalagi sesama paralimpian Tanah Air.

Pria kelahiran Medan 12 November 1970 mulai akrab dengan kursi roda setelah musibah datang tiba-tiba menimpa tahun 2009 silam.

Kapten Simon yang mengendarai motor gede (foreders) untuk pengawalan presiden, disenggol mobil yang membuatnya terpental di jalan raya.

Ia yang berdinas di Kodam Jaya kala itu, segera dilarikan ke rumah sakit.

Namun sungguh malang, kaki kanannya cedera berat sehingga kenyataan pahit harus diterimanya berupa amputasi.

"Musibah itu saya terima, tapi ada juga hikmahnya meski mengalami keterbatasan fisik saya bisa menjadi atlit," ujar Kapten Simon, usai bertanding di babak final ganda campuran.

Sebelum menjadi anggota TNI AD, ia sudah menamatkan kuliah di Universitas Negeri Medan (Unimed), Sumatera Utara tahun 1994 jurusan olahraga.

Berbekal ketahanan fisik tubuhnya karena mengandrungi pelbagai olahraga terutama tenis, hingga memuluskan langkahnya menjadi anggota TNI AD.

Dia masuk Sekolah Perwira Prajurit Karir/Prajurit Sukarela Dinas Pendek (SEPA PK/PSDP) dan lulus tahun 1995, serta ditempatkan di Kodam Jaya sebagai pengawal Cendana di posisi Ring 3.

Menjalani dinas satu tahun, terjadilah musibah kecelakaan itu. Setelah pulih, dia dipindahkan ke Bagian Penerangan, masih di Kodam Jaya.

Simon yang sehari-hari berdinas menggunakan kaki palsu, tak pernah minder dalam menjalani hidupnya, baik dalam meniti karier maupun dalam bidang olahraga.

Berkat ketekunan pria beristeri Herlina dan telah memiliki dua anak perempuan itu, prestasinya mulai melonjak hingga malang-melintang di turnamen tenis paralimpinan nasional.

Sejalan dengan prestasi yang diraih, Kapten Simon akhirnya masuk dalam tim tenis kursi roda DKI Jakarta mengikuti Peparnas ke-XIV di Riau.

"Saya baru kali ini mengikuti Peparnas. Tentang pilihan hidup, saya memilih karier dinas karena separo di militer. Untuk karir olahraga, tetap dilakukan karena memperoleh izin dari atasan," katanya.

Hasil yang dicapai Kapten Simon dalam Perpanas ke-XIV sudah maksimal mampu dengan meraih tiga perak dalam nomor beregu putra, ganda campuran, ganda putra.

"Saya sangat puas atas raihan tiga medali perak untuk Kontingen DKI Jakarta," ujar Simon yang selalu ceria saat berbincang dengan siapa saja. (ANT/M046)