Mantan Pangkostrad itu sulit tinggalkan sarung

id mantan pangkostrad, Letjen TNI (Purn) Baharudin Amin

Mantan Pangkostrad itu sulit tinggalkan sarung

Mantan pangkostrad Letjen Purn Burhanudin Amin (kanan). (Foto Antarasumsel.com/Nila Fuadi)

....Pembangunan Sumatera Selatan kini terus menggeliat, tapi perlu terus ditingkatkan agar daerah ini menjadi salah satu daerah di Indonesia yang kian diperhitungkan....

Palembang (ANTARA Sumsel) - Bagi masyarakat modren sekarang terutama yang lahir dan dibesarkan di wilayah perkotaan atau kota-kota besar di Indonesia menggunakan kain sarung sehari-hari di rumah tidak terbiasa bahkan agak jarang ditemukan.

Tapi bagi Letjen TNI (Purn) Burhanudin Amin, mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) periode 2010-2011 ini jika tidak menggunakan kain sarung di rumah setelah habis bekerja seperti ada yang janggal.

Faktor kebiasaan pria kelahiran Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, 5 November 1952 ini menggunakan kain sarung di rumah dan saat tidur terbawa sejak ia masih kanak-kanak hingga usia remaja di kampung halamannya itu.

"Saya terbiasa menggunakan kain sarung sejak kecil sehingga menjadi faktor kebiasaan hingga sekarang, sebab di kampung saya Pagar Alam berhawa dingin. Apalagi kalau malam luar biasa dingginnya," kata Burhanudin yang sebelum Pangkostrad menjabat Pangdam I Bukit Bukit Barisan.

Tapi sekarang menurut dia, kalau siang hari Pagar Alam udaranya sudah panas, ujarnya.

Burhanudin selama berkarir menjadi tentara hampir 30 tahun mengakui sulit tidur jika tidak menggunakan kain sarung. Bahkan ketika dia menjabat Panglima Kodam I Bukit Barisan dan berkunjung ke Sumatera Barat kelupaan membawa sarung.

"Wah, celaka kain sarung ketinggalan di Medan. Tapi Dandim yang saya perintahkan mencari kain sarung mendapatkannya pada pukul 23:00 WIB. Lega rasanya," katanya kepada wartawan di Palembang dengan nada bergurau, Sabtu (8/9).

Burhanudin selama meniti karir di TNI banyak masyarakat tidak menyangka bahwa dia adalah putra kelahiran Sumatera Selatan, sebab lebih banyak bertugas di wilayah Jawa dan Indonesia Tengah dan Timur.

Sebab itu, ia setelah pensiun dari jabatan terakhir Pangkostrad tidak begitu lama langsung ditawari menjadi Komisaris Utama PT Pupuk Sriwidjaya (Pusri) Palembang hingga kini.

"Sebenarnya ketika saya ditawari menjadi Komisaris PT Pusri Palembang ada sejumlah teman saya menyarankan untuk tidak mengambilnya dengan alasan gaji kecil," ujarnya.

Ia menyatakan, menjadi komisaris di BUMN itu bukan persoalan gaji, tapi sebuah pengabdian kepada tanah kelahiran, bangsa dan negara.

"Saya tentara tentu sampai kapan pun akan terus mengabdi kepada bangsa dan negara," katanya, menjadi komisaris di perusahaan milik negara bukan sebuah lahan empuk tetapi merupakan tanggung jawab.

Komisaris dalam perusahaan BUMN kini juga bertanggung jawab penuh dalam akuntabilitas dan transparasi dari berbagai sisi maju dan mundurnya manajemen.

"Jadi komisaris juga memiliki tanggung rentet," ujarnya.

Pilkada Sumsel
Ditanya apakah Burhanuddin ada keinginan untuk maju dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) Gubernur atau Wakil Gubernur Sumatera Selatan yang akan digelar pada Juli 2012, ia menyatakan masih akan fokus di Komisaris PT Pusri.

"Belum ada ke arah itu, meski beberapa orang satu angkatan dengan saya di Akademi Militer (Akmil) 1976 seperti Nono Sampono sempat mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI berpasangan dengan Alex Noerdin (Gubernur Sumsel saat ini)," katanya.

Menurut dia, siapa pun nanti terpilih menjadi Gubernur Sumsel tidak menjadi masalah asal mampu terus membangun daerah dan membela kepentingan rakyat.

Sumatera Selatan akan terus bangkit jika pemimpinnya mampu meningkatkan sumber daya manusia melalui pembangunan pendidikan dan pengelolaan sumber daya alam sebagai sumber pertumbuhan ekonomi.

"Sumsel ini luar biaya potensi kekayaan sumber daya alamnya, terutama di sektor pertambangan minyak dan gas bumi (migas) serta perkebunan dan pertanian," jelasnya.

Menurut dia, pembangunan Sumsel kini terus menggeliat tapi perlu terus ditingkatkan agar daerah ini manjadi salah satu daerah di Indonesia yang kian diperhitungkan. (I016)

Pewarta :
Editor: Awi
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.