Bengkulu (ANTARA Sumsel) - Kawasan penghasil kelapa di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, saat ini sudah berganti menjadi areal perkebunan kelapa sawit.
"Kalau dulu daerah itu dikenal sebagai penghasil gula kelapa terbesar di Kabupaten Seluma, namun beberapa tahun terkhir berubah menjadi sentra sawit," kata Zulman Safri, seorang tokoh masyarakat Sukaraja, Minggu.
Ia mengatakan, sekitar tahun 80-an wilayah itu didatangkan warga transmigrasi, kemudian membaur dengan masyarakat Bugis untuk menanam kelapa.
Warga Bugis, Sulsel, lebih dulu memiliki kebun kelapa cukup luas di kawasan Pantai Seluma, namun mereka lebih cendrung menjual kelapa asalan dan kopra.
Setelah warga transmigrasi masuk ke wilayah itu, tanaman kelapa di produksi menjadi gula merah, sehingga sangat terkenal daerah penghasil gula merah di Kabupaten Seluma.
Namun sepuluh tahun terakhir tanaman kelapa dalam milik warga itu ditebangi dan ditanam kelapa sawit, sehingga nama sentra kelapa dan gula merah punah, ujarnya.
Kepala Dinas Perkebunan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Seluma, Rusman mengatakan, habisnya tanaman kelapa dalam warga itu, setelah perkebunan besar PT Agri Andalas membuka lahan perkebunan kelapa sawit di wilayah itu.
Kehadiran perusahaan itu tidak hanya menghabiskan tanaman kelapa masyarakat, tapi ribuan hektare areal rawa di daerah tersebut beralih fungsi menjadi daratan.
Dengan demikian, warga menebangi seluruh tanaman kelapa dalam dan beralih menanam kelapa sawit yang produksinya ditampung perusahaan tersebut.
Akibatnya warga di kawasan itu kesulitan untuk mengkonsumsi kelapa, mereka harus beli dengan harga mahal yaitu kisaran Rp1.000-Rp1.500 per buah.
Sedangkan harga kelapa sawit pada tingkat petani saat ini turun menjadi Rp1.000 per kilogram, ujarnya.(Ant)
