Masjid Muhammad Cheng Hoo yang letaknya sangat strategis di tepi simpang tiga Kota Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, tampaknya kini menjadi salah satu tempat persinggahan vaforit bagi para wisatawan.
Para wisatawan yang melakukan perjalanan wisata ke Tretes Prigen atau ke Batu Malang hampir dipastikan selalu menambah jadwal perjalanannya untuk sekadar mampir ke Masjid Muhammad Cheng Hoo untuk melaksanakan salat, sekaligus berwisata sejarah.
Masjid Muhammad Cheng Hoo digemari pendatang selain lokasinya yang mudah dijangkau, juga karena keunikan arsitektur tempat ibadah umat Islam tersebut bergaya Tiongkok.
Realitas tersebut sejalan dengan keinginan Pemerintah Kabupaten Pasuruan yang membangun masjid tersebut pada tahun 2008. Masjid yang dibangun di atas lahan sekitar satu hektare di kawasan wisata Pandaan memang dimaksudkan sebagai fasilitas penunjang kegiatan wisata.
Untuk itu bangunan masjid yang mempunyai dua lantai itu juga dilengkapi dengan fasilitas parkir mobil dan motor yang cukup luas. Tak terkecuali juga untuk bus besar. Di sekitar masjid juga dilengkapi 20 stan makanan dan minuman.
Lokasi masjid juga masih diberi akses jalan menuju ke Warung Ngelencer di sebelah utaranya, serta pasar buah di sebelah selatannya. Sehingga wisatawan yang telah usai melaksanakan ibadah salat masih bisa juga untuk sekadar jajan, atau membeli oleh-oleh khas Pasuruan seperti Bakpao Telo.
Gagasan membangun masjid berarsitektur China oleh Bupati Pasuruan, Jusbakir Aljufri di kawasan wisata Pandaan ini pada awalnya sempat mendapat penolakan. Pertimbangannya, membangun sebuah masjid tidak di tengah permukiman warga dikhawatirkan akan sepi jamaah.
Itu sebabnya Takmir Masjid Muhmmad Cheng Hoo juga terdiri atas personel dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan, sehingga perawatan dan kegiatan masjid dilaksanakan oleh para takmir dari Kabupaten Pasuruan.
Namun kekawatiran itu tidak terbukti. Sebaliknya Masjid Muhammad Cheng Hoo yang berarsitektur China menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Pasuruan. Setiap waktu salat masjid tersebut tidak pernah sepi jamaah.
Masjid Muhammad Cheng Hoo kini juga berkembang menjadi masjid bagi para mukimin di sekitar Kota Pandaan. Setiap salat Jumat maupun salat-salat lima waktu lainnya juga selalu dipadati jamaah.
Sukarman, salah seorang Takmir Masjid Muhammad Cheng Hoo yang ditemui, Kamis, menyebutkan, seperti masjid-masjid umumnya, masjid Muhammad Cheng Hoo setiap Ramadhan juga melaksanakan kegiatan takjil bersama yang diawali dengan ceramah terlebih dulu.
Disebutkannya, pada Kamis (2/8) nanti Ustadz Ahamd Haryono Ong dari Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya akan memberikan taushiyah di Masjid Muhammad Cheng Hoo Pandaan. Ustadz yang bernama asli Wong Jin Shui itu juga telah dijadwalkan menjadi imam dan khatib salat Idul Fitri pada 19 Agustus mendatang.
Sebelumnya, pada 11 Agustus mendatang di Masjid Muhammad Cheng Hoo Pandaan juga akan diadakan buka bersama dengan anak-anak yatim. Sedangkan selama bulan Ramadhan Masjid Muhammad Cheng Hoo Pandaan melaksanakan salat tarawih, dan tadarus Al Quran.
Kini Masjid Muhammad Cheng Hoo yang sempat dikawatirkan sepi jamaah telah menjadi 'ampiran' pilihan bagi wisatawan yang akan melaksanakan ibadah salat.
Masjid Muhammad Cheng Hoo bukan saja simbol pemersatu etnik di Kota Pandaan. Yang lebih hakiki lagi, Masjid Muhammad Cheng Hoo telah mewarnai industri pariwisata di Pandaan dengan religi. (ANT)
