Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) memandang banyaknya pasangan suami istri yang bercerai akibat perbedaan pilihan politik adalah dampak dari masih mengakarnya budaya patriarki pada masyarakat Indonesia.
"Seharusnya perbedaan ini tidak perlu berakibat perceraian, jika suami/pasangan bisa menghargai pilihan politik istrinya," kata Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan Dalam Rumah Tangga dan Rentan KPPA Eni Widiyanti saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, mayoritas perempuan tidak memiliki keberanian untuk mempunyai pilihan politik yang berbeda dengan suaminya.
"Dalam budaya patriarki yang masih sangat kuat di Indonesia, mayoritas perempuan tidak memiliki keberanian untuk mempunyai pilihan politik yang berbeda dengan suaminya," kata Eni Widiyanti.
Berita Terkait
Beda upacara minum teh ala China dan Jepang
Kamis, 21 November 2024 10:53 Wib
Yang beda dari Pilkada Musi Rawas, dari kerabat hingga rontoknya kotak kosong
Selasa, 3 September 2024 15:30 Wib
Pahami beda "baby blues" dengan depresi seusai melahirkan
Senin, 15 Juli 2024 11:07 Wib
Ditanya soal duet di Pilkada, Kaesang: Pak Anies dan saya kan beda
Jumat, 21 Juni 2024 14:35 Wib
Bawaslu Sumsel temukan data pemilih beda di pleno rekapitulasi
Sabtu, 9 Maret 2024 22:07 Wib
Biaya bedah rumah beda-beda, ini penjelasan Pemprov Sumsel
Jumat, 23 Februari 2024 18:04 Wib
Irama jantung dan perasaan berdebar beda, ini penjelasan dokter
Senin, 30 Oktober 2023 12:53 Wib
Beda nasib duo Manchester City, Tottenham lanjutkan tren kemenangan
Minggu, 17 September 2023 9:44 Wib