Jakarta (ANTARA) - Masyarakat China dan Jepang sama-sama punya ritual minum teh, tetapi ada beberapa perbedaan dalam tata upacara minum teh mereka.
Pemilik Siangming Tea House Suwarni Widjaja, yang telah mendapat sertifikat teh dari Kyoto Jepang dan gelar teh dari China, menjelaskan beberapa perbedaan upacara minum teh di China dan Jepang.
Saat ditemui ANTARA di Jakarta, Rabu (20/11), perempuan ahli teh ini menyampaikan bahwa upacara minum teh Tiongkok umumnya dilakukan menggunakan alat-alat yang sederhana.
Menurut dia, upacara minum teh ala China dimulai dengan mempersiapkan alat seduh dan penyaji seperti piring untuk menaruh teko kecil tempat menyeduh teh, piring besar untuk pot saji, serta cangkir teh kecil untuk tamu.
"Pot serve itu untuk menyajikan kepada gelas-gelas atau tamu-tamu. Karena gelas (pot saji) ini, dia tuh jadi adil, jadi semua orang minum hasil seduhanya sama. Enggak seperti satu-satu ditaruh di gelas," katanya.
Kalau teh dari teko seduh langsung dituangkan ke cangkir satu per satu, ia melanjutkan, maka cangkir yang terakhir akan kebagian teh yang agak kental dan pahit.
Suwarni juga menjelaskan filosofi di balik upacara minum teh ala China.
Ia menuturkan, gerakan mengangkat dan menaruh cangkir saat minum teh mengandung makna bahwa orang harus menerima apa yang didapat di dunia dan melepaskannya jika harus kembali kepada Tuhan.