Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, melihat terpilihnya Sinwar sebagai bukti kekuatan gerakan tersebut.
Sebelum dipilih untuk memimpin biro politik Hamas, Sinwar terpilih sebagai kepala gerakan di Jalur Gaza pada 2017 dan terpilih kembali pada 2021.
Israel menganggap Sinwar sebagai arsitek dari operasi serangan lintas batas “Banjir Al-Aqsa” pada 7 Oktober tahun lalu, yang menyebabkan kerugian manusia dan militer yang signifikan bagi Tel Aviv dan merusak reputasi layanan intelijen dan keamanan Israel di seluruh dunia.
Menurut Israel, "melenyapkan" Sinwar merupakan salah satu tujuan utama dari perangnya di Gaza saat ini.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar diduga meninggal akibat serangan di Gaza