“Bila hanya ada satu di Indonesia, mereka dapat mengenakan biaya yang mereka inginkan,” jelasnya.
Ia juga menyoroti salah satunya adalah pungutan pajak pertambahan nilai (PPN) di Tanah Air yang dikenakan dua kali untuk bahan bakar, khususnya untuk penerbangan domestik sebesar 11 persen.
Hal lain yang ingin disampaikan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan adalah soal pembatasan tarif maskapai.
“Pembatasan tarif membuat tarif menjadi lebih mahal,” ujarnya pula.
Ia pun mengusulkan agar pembatasan tarif batas maskapai dihapuskan sehingga rerata tarif tiket pesawat dapat secara otomatis menurun, hal ini berkaca dengan negara Malaysia, Filipina dan Thailand yang tidak menerapkan pembatasan tarif sehingga tarif penerbangan terbilang rendah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bos AirAsia ungkap harga avtur Indonesia 28 persen lebih mahal
Berita Terkait
Inter krisis finansial, pengamat: Era ET stabil saat kelola klub
Senin, 20 Mei 2024 13:39 Wib
Investasi properti bisa jamin atlet di masa pensiun
Sabtu, 28 Oktober 2023 18:20 Wib
Rupiah kuat karena capital inflow di pasar keuangan
Senin, 19 Juni 2023 10:50 Wib
Chelsea umumkan pemilik baru pengganti Roman Abramovich
Sabtu, 7 Mei 2022 16:01 Wib
Kopi Kenangan raih status "Unicorn" setelah peroleh pendanaan Seri C
Selasa, 28 Desember 2021 9:49 Wib
Erick ajak FHCI BUMN buat peta jalan pekerjaan yang bakal terdisrupsi
Selasa, 16 November 2021 11:11 Wib
Erick: Pemulihan ekonomi suatu keharusan tapi kesehatan yang utama
Kamis, 14 Oktober 2021 15:04 Wib
Luhut soroti masih dangkalnya pendalaman pasar keuangan Indonesia
Kamis, 14 Oktober 2021 14:39 Wib