Tata kelola dan tata niaga tanaman kratom dibahas oleh pemerintah guna merespons keluhan dari masyarakat, terutama 18 ribu keluarga di Kalimantan Barat yang kesulitan mengekspor kratom, karena belum ada pengaturan mengenai standardisasi produknya.
Moeldoko mengatakan selama ini kratom sudah banyak dikonsumsi secara tradisional oleh masyarakat Kalimantan sebagai sumber energi, layaknya kopi. Dia juga mengklaim efek kecanduan dari konsumsi kratom cenderung rendah.
“Maka, perlu ada tata kelola, tata niaga, dan legalitasnya, sehingga tidak ada lagi kratom yang mengandung unsur tidak sehat (seperti bakteri) salmonella, ecoli, dan logam berat. Sekarang ini (ekspor kratom) menurun, karena kita belum ada standar, sehingga ada produk yang di-reject dan harganya turun,” ujar dia.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan pada periode Januari-Mei 2023, negara utama tujuan ekspor kratom Indonesia adalah Amerika Serikat dengan nilai 4,86 juta dolar AS dan proporsi mencakup 66,3 persen dari total ekspor.
Tujuan ekspor lainnya, yakni Jerman dengan 0,61 juta dolar AS, disusul India sebesar 0,44 juta dolar AS, dan Republik Ceko dengan 0,39 juta dolar AS.
Berita Terkait
PTPN IV tata ulang tanaman agar produksi 26 ton sawit /ha
Kamis, 26 September 2024 11:36 Wib
Perhiptani OKU Timur aplikasikan teknik pertanian sistem Salibu
Sabtu, 17 Agustus 2024 9:53 Wib
CIMB Niaga dukung penanaman bambu melalui CSR
Senin, 5 Agustus 2024 23:43 Wib
Distan bangun puluhan rumah burung hantu atasi serangan tikus
Rabu, 17 Juli 2024 14:15 Wib
Pemkab OKU Timur tanam ribuan bibit cabai dan bawang merah
Selasa, 16 Juli 2024 20:07 Wib
DLH Muba akan bangun taman dengan tanaman lokal
Senin, 15 Juli 2024 9:07 Wib
BRIN: Indonesia punya potensi obat herbal sangat besar
Senin, 3 Juni 2024 13:33 Wib
Jangan remehkan khasiat tanaman herbal untuk obat diabetes
Minggu, 26 Mei 2024 13:50 Wib