Jakarta (ANTARA) - Peneliti dari Southeast Asian Ministers of Education Organization-Regional Centre for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) Dr Umi Fahmida mengatakan pencemaran pada air dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap kesehatan seperti menyebabkan stunting dan kanker.
“Air yang tercemar kemudian kita konsumsi dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, baik yang sifatnya akut seperti diare maupun kronis seperti stunting dan kanker,” ujar Umi di Jakarta, Ahad.
Umi yang juga Country Lead Study Action Against Stunting Hub (AASH) Indonesia tersebut menekankan penting untuk memperhatikan kondisi air yang dikonsumsi oleh masyarakat. Hal itu mengingat air merupakan kebutuhan fundamental bagi setiap aspek kehidupan manusia, termasuk anak-anak.
Studi AASH yang didanai Pemerintah Inggris melalui UK Research Innovation Global Challenges Research Fund (UKRI GCRF) melakukan pendekatan anak secara utuh baik aspek fisik maupun lingkungan pengasuhan termasuk sistem pangan dan kualitas air minum.
“Pada studi AASH kami mengambil sampel pangan dan air minum pada kohor dengan anak usia bawah dua tahun di Lombok Timur dan kami akan melihat kualitas air termasuk cemaran mikrobiologis (bakteri) maupun cemaran kimia serta microplastics. Kualitas air ini akan kami analisa lebih lanjut kaitannya dengan stunting bersama dengan faktor determinan lain dalam studi ini,” ujar dia.
Berita Terkait
Polisi tahan isteri pimpinan pondok pesantren pelaku penyiram air cabai ke santri di Aceh Barat
Jumat, 4 Oktober 2024 20:29 Wib
Pemkab OKU kejar target 100 persen desa terapkan SBS
Kamis, 3 Oktober 2024 14:41 Wib
141 desa di OKU terapkan stop BAB sembarangan
Rabu, 2 Oktober 2024 22:41 Wib
BPBD kerahkan helikopter pembom air padamkan karhutla di Muara Enim-OI
Senin, 30 September 2024 19:24 Wib
OKI bersiap bangun sambungan air bersih untuk 38 ribu warga
Sabtu, 28 September 2024 23:00 Wib
Menko Polhukam: Pembebasan Pilot Philip hasil kesabaran pemerintah
Minggu, 22 September 2024 11:39 Wib
Disbudpar Sumsel benahi fasilitas wisata Sungai Musi
Minggu, 22 September 2024 8:05 Wib
Philip Mark, pilot Susi Air dibebaskan
Sabtu, 21 September 2024 11:31 Wib