Sebelumnya, pemilik rumah mengakui memang ada program sistem perpipaan untuk air bersih yang akan dipakai tapi memang belum terpasang saat ini.
Saat ini ia hanya bergantung kepada air sumur dan jika air itu kotor, terpaksa membeli kepada penjaja air langganannya.
Menurut Yanti, jika hari hujan maka air sumur miliknya akan naik dan akan menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga tidak memungkinkan untuk dikonsumsi.
Jika cuaca kering seperti ini, kondisi air cukup bersih dan masih dapat dikonsumsi. Ia berharap agar dipermudah untuk mendapatkan fasilitas air bersih yang disediakan pemerintah daerah.
Lain halnya dengan warga RT01 RW 02 Kamal Muara, Rosniwati, yang mengaku sudah menggunakan air PAM sejak lama karena memang kondisi air sumur sudah tidak layak.
Ia sudah menggunakan fasilitas ini sejak lama dan meminta kepada suami untuk berlangganan air bersih menggunakan perpipaan saja.
Dulu, air sumur di rumahnya berbau seperti bau got sehingga tidak sehat dan tirak layak pula untuk dikonsumsi.
Rosniwati bercerita di kawasan permukiman mereka saat ini ada yang sudah menggunakan sistem perpipaan tapi juga ada yang belum.
Mungkin masalah biaya yang dianggap cukup mahal untuk mendapatkan layanan tersebut. Padahal ada layanan perpipaan yang dibuat Pemerintah tapi masih belum terlaksana di sini. Dulu, harga berlangganan cukup murah untuk mendapatkan fasilitas air bersih tapi sekarang harganya sudah berbeda.