Jakarta (ANTARA) - Pendidikan di era 4.0 yang ditandai dengan berkembang pesatnya teknologi informatika dan internet mendatangkan tantangan yang semakin kompleks. Melalui gawai di genggaman tangan informasi dan budaya baru dari berbagai penjuru dunia membanjiri hingga ke ruang privat.
Oleh karena itu, menjadi urgensi bagi pendidik untuk bisa memberikan alat analisis bagi peserta didik agar kebudayaan bangsa Indonesia tidak tergerus.
Kebudayaan manusia di setiap penjuru dunia di setiap bangsa muncul, berkembang, lalu menjadi budaya yang mapan.
Kebudayaan antarbangsa saling berjumpa dan berdesakan sehingga kemudian terdapat kebudayaan yang bertahan bagi yang memiliki ketahanan kebudayaan yang tinggi, punah bagi yang ketahanan budaya lemah, atau muncul budaya baru bagi ketahanan kebudayaan yang tinggi dan terbuka.
Ketahanan kebudayaan yang sering disebut dalam istilah modern cultural resilience menjadi isu yang penting yang menjelaskan perjumpaan dan pertarungan kebudayaan.
Pada konteks paling sederhana, banyak bahasa lokal yang menjadi bagian dari budaya di berbagai penjuru dunia punah karena tidak memiliki lagi penuturnya sehingga kalah dan hilang dari peradaban.
Di era 4.0 Indonesia harus mengembangkan watak cultural resilience yang dimilikinya agar kebudayaan Indonesia tidak punah.
Berita Terkait
Mendekatkan air bersih ke genggaman warga
Rabu, 8 Mei 2024 11:44 Wib
SPBUN PTPN I (Supporting Co) terbentuk, PKB SPPN VII berlaku sampai akhir periode
Selasa, 7 Mei 2024 22:43 Wib
Keragaman kultur calon haji bagian strategi layanan kenyamanan di maktab
Selasa, 7 Mei 2024 9:38 Wib
Merawat Bumi, tanah, dan air ala Kung fu Panda
Senin, 6 Mei 2024 9:10 Wib
"Seren Taun" masyarakat Baduy
Minggu, 5 Mei 2024 14:00 Wib
Visa haji digenjot prosesnya, pastikan terbit sebelum pemberangkatan perdana 12 Mei 2024
Sabtu, 4 Mei 2024 23:46 Wib