“Kegiatan Nyadran Agung salah satu budaya yang masih di uri-uri sampai saat ini yang merupakan kebudayaan bangsa yang dapat membangun toleransi, budi pekerti luhur dan juga sebagai pembelajaran untuk generasi muda agar menghormati leluhurnya," kata Ni Made.
Sementara itu, Paniradya Pati Keistimewaan DIY mengatakan nilai toleransi juga dapat dijumpai pada tradisi nyadran ini.
“Nyadran Agung di Kabupaten Kulon Progo bukan semata sebuah perayaan tetapi juga sebuah momentum untuk memperkuat kohesi sosial kemasyarakatan kita dengan doa bersama lintas agama. Kita menunjukkan kepada dunia bahwa keberagaman adalah kekuatan, bahwa kebersamaan dan harmoni adalah pondasi utama bagi pembangunan masyarakat yang lebih baik," kata Aris.
Menurut dia, Nyadran Agung ini sebagai titik awal bagi kita untuk terus menjaga dan merawat warisan budaya dan spiritual yang telah diamanatkan.
Melalui tradisi nyadran ini, Aris mengajak seluruh masyarakat untuk membangun dunia yang lebih damai, di mana setiap individu saling menghargai, memahami dan mendukung dalam perjalanan spiritual masing-masing.
“Semoga dalam Nyadran Agung 2024 ini membawa cahaya baru bagi kita semua, membuka pintu ke arah masyarakat yang lebih harmonis, berbudaya dan religius. Bersama kita membangun keutamaan dari tradisi, di mana cinta, keadilan dan perdamaian menjadi tumpuan bagi kehidupan kita bersama," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kulon Progo selenggarakan Nyadran Agung sambut Ramadhan