Dua dari tiga orang Indonesia melek perencanaan keuangan

id Perencanaan keuangan,Teknologi finansial,Dompet digital,tekfin,literasi keuangan,financial planning,berita palembang, berita sumsel

Dua dari tiga orang Indonesia melek perencanaan keuangan

Ilustrasi - Transaksi pembayaran melalui aplikasi uang elektronik "server based", dompet elektronik dan mobile banking saat peluncuran dan implementasi QR Code Indonesian Standard (QRIS) untuk desa wisata di Pasar Slumpring, Desa Cempaka, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/foc/aa)

Jakarta (ANTARA) - Survei yang diadakan platform Jakpat tentang perilaku dan kebiasaan pengguna teknologi finansial (tekfin) di Indonesia pada paruh kedua 2023 mengungkap bahwa dua dari tiga orang paham terhadap perencanaan keuangan.

Artinya, responden menyadari bahwa mereka harus memiliki manajemen keuangan untuk mencapai tujuan hidup.

"Lebih dari separuh responden sudah memahami pentingnya perencanaan finansial, dan sebagian dari mereka juga memahami pentingnya tabungan, dana darurat, asuransi, sampai investasi,” kata Kepala Riset Jakpat, Aska Primardi dalam rilis pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Jakpat mengadakan survei untuk mengetahui perilaku dan kebiasaan pengguna tekfin di Indonesia di paruh kedua 2023. Laporan yang melibatkan 1.503 responden itu menunjukkan bagaimana pandangan kepada perencanaan keuangan serta penggunaan di bidang pembayaran digital, investasi, pinjam online, dan asuransi.

Survei yang melibatkan Gen X, milenial, dan Gen Z itu berfokus pada tiga jenis pembayaran digital, yaitu dompet digital (e-wallet), internet atau mobile banking, serta buy now pay later (BNPL) atau biasa dikenal pay later.

Setengah dari responden sadar bahwa menabung dan berinvestasi adalah dua hal yang relevan dengan kondisi keuangan mereka saat ini. Sebanyak 28 persen merasa menabung adalah opsi terbaik saat ini, sementara 10 persen mengaku tak memiliki anggaran untuk keduanya.

Secara umum, ada berbagai pertimbangan dalam memilih platform tekfin. Beberapa di antaranya adalah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (55 persen), metode pembayaran yang mudah (54 persen), dan aplikasi yang ramah pengguna (50 persen).