Depok (ANTARA) - Pakar forensik komputer dan security, Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Indonesia (UI) Ir. Setiadi Yazid, M.Sc., Ph.D., mengungkapkan terdapat berbagai motif seseorang melakukan peretasan atau hacking umumnya karena faktor ekonomi walaupun ada juga faktor politik.
"Umumnya peretasan dilakukan atas dorongan ekonomi karena data yang didapat tersebut bisa digunakan untuk mengambil harta dari pemilik data," katanya.
Dikatakannya data yang didapat bisa digunakan untuk masuk ke dalam sistem bank. Di saat sistem sudah ditembus, semua pihak terutama nasabah jadi terancam karena otentikasinya sudah diketahui.
Data untuk otentikasi inilah yang diperjualbelikan. "Semakin penting informasinya, semakin besar harga data tersebut bisa dijual," kata Setiadi.
Selain motif ekonomi dan politik, Setiadi mengatakan ada juga ada yang melakukannya dengan tujuan mendapatkan status di kalangan para hacker, bahwa pelaku adalah seorang hacker yang hebat.
Dengan terjadinya kebocoran data yang diduga dari salah satu instansi pemerintah, Setiadi menyampaikan bahwa setidaknya pemerintah perlu memberikan arahan cara masyarakat dapat tetap mengamankan hartanya yang tersimpan di bank walaupun data pribadi mereka telah terbuka.
Berita Terkait
Prabowo tak terima Indonesia tak bisa produksi mobil-motor-komputer sendiri
Sabtu, 9 November 2024 10:12 Wib
3.347 pelamar CPNS Kemenkumham Sumsel berjuang masuk 41 kuota penjaga tahanan
Sabtu, 2 November 2024 0:19 Wib
KPK sidik dugaan korupsi di PT Industri Telekomunikasi Indonesia
Selasa, 29 Oktober 2024 13:29 Wib
Ribuan pelamar CPNS Kemenkumham Sumsel ikuti seleksi CAT
Sabtu, 19 Oktober 2024 21:27 Wib
Turnamen Sains Data Nasional digelar peringati Hari Sumpah Pemuda
Jumat, 28 Oktober 2022 12:59 Wib
Penyidik Kejati sita dokumen dan komputer dari Kantor Dinas Pertanian Sumsel
Selasa, 19 Juli 2022 15:10 Wib
Buronan koruptor pengadaan komputer ditangkap
Rabu, 18 Mei 2022 20:28 Wib
40 unit komputer di SMAN 25 Bandung raib digondol maling
Selasa, 17 Mei 2022 13:55 Wib