Dokter ungkap kemungkinan melahirkan normal setelah operasi caesar

id melahiran normal setelah caesar,melahirkan caesar,Melahirkan normal,Operasi caesar,Persalinan normal,Persalinan caesar

Dokter ungkap kemungkinan melahirkan normal setelah operasi caesar

Ilustrasi kaki bayi baru lahir (Pixabay)

Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, SpA(K) dari Ikatan Dokter Anak Indonesia mengatakan melahirkan normal setelah melahirkan melalui operasi caesar adalah mungkin asalkan kandungan sudah pulih.

"Setelah melahirkan caesar sebetulnya ada yang namanya VBAC atau Vaginal Birth After Caecarian Section. Jadi bisa, asal dalam batas waktu tertentu sehingga dianggap kandungannya sudah pulih lagi," ujar Ariani dalam webinar Bicara Gizi, Rabu.

VBAC adalah melahirkan melalui pervaginaan setelah melahirkan melalui operasi caesar (C-section) yang melibatkan pembuatan sayatan bedah di perut ibu. Studi dari American Pregnancy Association menunjukkan sebanyak 60 persen hingga 80 persen wanita yang melahirkan secara caesar berhasil melahirkan secara normal pada kehamilan berikutnya.

Hasil studi ini didukung data lain dari National Institute of Child Health and Human Development yang memperlihatkan sekitar 75 persen upaya VBAC berhasil.

Wanita yang ingin memillih VBAC disarankan berkonsultasi dulu dengan dokter termasuk untuk mengetahui apakah kandungannya sudah pulih usai melahirkan caesar.

"Karena saat melahirkan normal pasti kontraksi sekencang-kencangnya, jadi, harus yakin dulu (kandungan) sudah pulih kembali," kata Ariani.

Ariani mengatakan, topik mengenai bisa tidaknya seorang wanita melahirkan normal setelah caesar seringkali muncul dalam ruang konsultasinya mengingat adanya pendapat yang menyatakan seseorang tak dapat melahirkan normal apabila pernah melahirkan caesar.

Melahirkan secara caesar dikaitkan dengan konsekuensi kesehatan jangka pendek maupun panjang bagi ibu dan anak. Salah satu risiko kesehatan yang dialami anak akibat metode caesar yakni mengalami ketidakseimbangan mikrobiota atau disbiosis dalam ususnya.

"Komposisi mikrobiotanya jadi berubah. Kalau bayi yang lahir normal, Lactobasillus atau bakteri baik banyak, juga bakteri baik lainnya. Kalau bayi yang lahir caesar jumlah bakteri baik sangat sedikit sehingga yang menguasai bakteri lapangan yakni bakteri jahat dan kuman kulit," kata Ariani menjelaskan.Menurut Ariani, disbiosis usus pada anak yang lahir secara caesar akan meningkatkan risiko masalah kesehatan di masa depan terutama pada imunitas dan tumbuh kembangnya sehingga perlu mendapatkan penanganan yang tepat.

Di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun 2018 menunjukkan, tingkat persalinan caesar dalam skala nasional naik dari 8,2 persen (Riskesdas 2013) menjadi 17,6 persen. Ariani mengatakan, ada banyak faktor di balik peningkatan angka caesar, termasuk indikasi klinis dan faktor non-klinis seperti permintaan orangtua.