Digitalisasi warung kelontong dorong perekonomian warga Palembang

id Warung Kelontong,Palembang, Sumatera Selatan, E-Commerce

Digitalisasi warung kelontong dorong perekonomian warga Palembang

Tulus Prasetyo (51), salah satu pemilik warung kelontong digital di Palembang, Sumatera Selatan yang merasakan manfaat positif berkat digitalisasi ekonomi meraup omset mencapai Rp50 juta perbulan. (ANTARA/M Riezko Bima Elko P) (ANTARA/M Riezko Bima Elko P)

Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA) - Upaya pendigitalisasian warung kelontong yang berlangsung beberapa tahun terakhir oleh berbagai perusahaan rintisan di Tanah Air dinilai efektif mendorong kemandirian perekonomian warga daerah, termasuk di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Tulus Prasetyo (51), menjadi salah satu pemilik warung kelontong di wilayah Tanah Mas, Palembang, Sumatera Selatan yang merasakan manfaat positif berkat transformasi digital.

Menurut Tulus, saat disambangi di warungnya, Kamis, bertransformasi digital merupakan keputusan tepat baginya apa lagi mendapatkan pembinaan dari perusahaan rintisan yang profesional, seperti Mitra Bukalapak.

Atas pembinaan itu menyebabkan omset usaha sederhana yang dirintisnya sejak tahun 2018 dapat terus berkembang, bahkan tak kalah saing dengan retail modern setempat meski berada di pelosok ibu kota Sumatera Selatan.

Eks pegawai perusahaan industri kelapa sawit multinasional ini menyatakan perubahan yang dirasakannya cukup drastis bahkan bisa membiayai ongkos pendidikan ketiga orang anaknya sampai tamat kuliah.  

Adapun bila sebelumnya warung “Yeni” milik Tulus hanya menjual barang kebutuhan pokok dan kebutuhan rumah tangga dengan omset kurang dari Rp5 juta per bulan, saat ini meningkat hingga 10 kali lipat atau sekitar Rp50 juta per bulan.

Sebab selain barang dagangannya di jual secara virtual yang bisa dipesan masyarakat luas. Warungnya juga bisa menlayani penjualan produk virtual seperti pulsa, paket data, kirim uang, dan token listrik.

“Maka dari itulah tahun 2018 saya tinggalkan pekerjaan 25 tahun sebagai karyawan di perusahaan sawit asal Malaysia, di Kalimantan. memutuskan untuk menghidupkan usaha warung ini,” kata dia.

Menurutnya, melalui digitalisasi tersebut selain menopang kemandirian perekonomian dirinya juga  bisa lebih dekat dengan keluarga bahkan bisa membantu kemudahan akses finansial warga setempat yang hidup terisolir di pelosok daerah.

Sementara itu, Corporate Development Manager Mitra Bukalapak Marissa Anugrah mengatakan lewat berbagai inovasi produk dan program pemberdayaan, pihaknya berkomitmen untuk terus mempercepat laju transformasi digital dan inklusi keuangan di berbagai daerah termasuk Sumatera Selatan ini

Adapun pihaknya mencatat saat ini pelaku usaha warung kelontong yang menjadi peserta binaan mereka sudah mencapai 50 ribu orang yang tersebar diberbagai daerah di Sumatera Selatan.

Atau, lanjutnya, secara nasional sudah ada sebanyak 15,2 juta pemilik warung dan pelaku UMKM yang menjadi peserta binaan Mitra Bukalapak yang dikembangkan diawal tahun 2017.

Dia menyebutkan, para peserta binaan mereka tersebut mayoritas merupakan warga berdomisili di kawasan pelosok yang notabene jauh dari perkotaan sehingga membutuhkan layanan digitalisasi.

Para pemilik warung ini dibekali dengan program edukasi yang menjangkau seluruh kalangan usia dan latar belakang seperti kelas manajemen.

Kemudian, pengelolaan keuangan, dan pengembangan bisnis, diharapkan mampu meningkatkan literasi digital dan inklusi keuangan untuk memaksimalkan potensi usaha lokal yang ada, kata dia.

Dia mengaku optimistis bisa lebih banyak lagi warga yang bisa merasakan manfaat sebagai peserta Mitra Bukalapak, seiring semakin masiffnya pembangunan infrastruktur telekomunikasi internet di pelosok daerah oleh pemerintah.

Sebelumnya, Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan sangat terbuka bagi siap instansi, termasuk swasta untuk sama-sama bersinergi demi mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi.

Adapun memang, kata dia, Pemerintah Kota Palembang saat ini sedang mencanangkan perluasan program digitalisasi ekonomi di wilayahnya hingga seluruh masyarakat dapat merasakan manfaat.

Sebab pihaknya mencatat setidaknya sejak tahun 2021 baru 1.300 pelaku UMKM yang telah bertransformasi ekonomi digital dan menerapkan transaksi non tunai di bawah binaan Pemerintah Kota Palembang.