Robohnya stadion kita

id stadion JIS,stadion rooh,the jakmania,Jakarta International Stadium,jis,pagar jis roboh,stadion kita Oleh Abdu Faisal

Robohnya stadion kita

Sejumlah penonton berdiri di atas puing pagar pembatas yang roboh saat peresmian Stadion Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta, Minggu (24/7/2022) (ANTARA/Muhammad Adimaja.)

Insiden itu menyebabkan sejumlah suporter jatuh ke bawah. Salah seorang di antaranya tampak digotong ke ruang medis karena pingsan
Jakarta (ANTARA) - Karya sastra terkenal 'Robohnya Surau Kami' dari budayawan Ali Akbar Navis yang terbit pada 1956 merupakan refleksi dan otokritik tentang cara orang beragama.

Ceritanya soal tokoh kakek penjaga masjid yang sangat taat beribadah kepada Tuhannya sehingga ia tak menghiraukan lagi kehidupannya di akhirat.

Sampai akhirnya kakek mendengar cerita dari seorang tokoh bernama Ajo Sidi yang menghantam semangatnya yang tinggi dalam beribadah, dan dia pun bunuh diri.

Di seberang pulau dari mana cerita itu berasal, konon kabarnya ada juga semangat yang mampu merobohkan pagar tribun stadion internasional di Jakarta Utara pada Minggu (24/7) malam.

Semangat dan gairah menonton sepakbola yang meningkat 100 kali lipat dari suporter klub Persija Jakarta, The Jakmania, merobohkan pagar tribun di sisi utara stadion yang baru resmi digunakan di waktu petang tersebut.

Tak ayal, semua fantasi seperti gembar-gembor soal keamanan stadion yang diungkapkan pengelola, PT Jakarta Propertindo Tbk, seolah sirna.

The Jakmania melalui Ketua Umum Dicky Sumarno seolah menyindir, katanya stadion yang dibangun untuk laga sepakbola internasional, kok tidak memikirkan fasilitas yang cukup aman untuk pemandu suporter alias "capo" saat menyanyikan lagu-lagu dukungan?

Lebih lanjut, Dicky pun membandingkan kondisi JIS dengan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang sudah memiliki fasilitas keamanan lebih lengkap untuk keamanan suporter (penonton).

Menurut Dicky, peristiwa robohnya pagar berarti banyak hal yang harus disiapkan pengelola di Jakarta International Stadium (JIS). Kalau di SUGBK sudah ada fasilitas tambahan semi permanen 'steger' untuk dinaiki 'capo' dalam memandu suporter menyanyi dan segala macam. Kalau di JIS justru belum ada.

Jangankan membuat fasilitas itu ada, Jakpro sejak awal mendesain tribun memang khawatir dengan ketinggian pagar pembatas bisa mengganggu kenyamanan saat menonton pertandingan maupun konser musik.
Sejumlah penonton berdiri di atas puing pagar pembatas yang roboh saat peresmian Stadion Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta, Minggu( 24/7/2022). Pagar pembatas penonton zona utara JIS roboh karena tidak dapat menahan beban orang yang duduk dan bersandar di pagar tersebut. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pras.


Sehingga waktu 16 November 2021 itu dikemukakan bahwa pagar pembatas (barrier) di tribun tier 1 didesain tidak terlalu tinggi, sekitar 60-70 sentimeter atau setinggi paha orang dewasa.

Konsep pengelola dalam membangun JIS campur-aduk, buat sepak bola dan konser musik bisa, buat shalat dan ibadah juga bisa.

Selain itu JIS juga memiliki skala penonton yang berkelas-kelas, tidak setara. Yang membayar lebih banyak akan mendapatkan fasilitas lebih aman.
Evaluasi JIS

Sejumlah pihak mulai menyuarakan sejumlah kekurangan-kekurangan di dalam JIS. Tak terkecuali, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga memprotes sulitnya sinyal seluler di dalam bangunan.

Berbanding dengan di SUGBK, masih tersedia sinyal yang cukup kuat untuk mengirim gambar dari dalam. Sedangkan di dalam JIS, ponsel dengan sinyal 4G saja tidak kuat untuk membuka pesan yang dikirim lewat pesan WhatsApp.

Mohon maaf, untuk koreksi saja, stadion dengan skala Internasional seharusnya sudah difasilitasi dengan jaringan internet yang mumpuni, terutama untuk pengiriman berita pertandingan, dan lain-lain.

Selain itu, setiap akan menggelar hajatan akbar di JIS, perlu upaya yang keras dari lintas instansi guna memastikan kenyamanan berlalu lintas dan keamanan pengunjungnya karena lokasi stadion berada di tengah-tengah kota Jakarta Utara.

Meski sampai saat ini belum diketahui berapa anggaran yang dikeluarkan setiap kali digelar hajatan di JIS.

Namun yang pasti, harga sewa JIS untuk sekali pakai bisa membuat penyelenggara hajatan (event organizer) kelas masyarakat umum, gigit jari.

Tarif sewa lapangan latih (mini soccer) JIS saja antara Rp 2 Juta-Rp 4,75 Juta.

Untuk sekelas Persija Jakarta yang menggunakan JIS, memang tak diragukan bisa membayar harga sewa stadion tersebut. Walaupun perlu diperhatikan pernyataan Dicky bahwa masalah terbesar sebetulnya terkait faktor keamanan.

Bayangkan saja, Dinas Perhubungan DKI Jakarta sampai harus menerjunkan 600 personel hanya untuk membantu kelancaran arus lalu lintas pada peluncuran akbar (grand launching) JIS kemarin.

Itu belum termasuk jumlah personel kepolisian yang berjaga, petugas kebersihan dan relawan.

Lebih lanjut terkait pagar pembatas tribun JIS yang rubuh. Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Perseroda) Widi Amanasto mengatakan pihaknya akan mengecek kekuatannya setelah ada insiden tersebut.

Menurut Widi, semangat The Jakmania mampu merobohkan pagar. Mungkin ke depan ada inovasi baru membuat bangunan antisemangat setelah kita mengenal adanya bangunan antigempa yang cukup aman.

Seperti apa bentuk bangunan antisemangat itu, patut dinantikan.

Hingga sore ini, Jakpro belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait biaya yang ditimbulkan dari adanya renovasi pagar yang ambruk saat peluncuran akbar JIS.

Mungkin karena ditanggung biaya asuransi, operasional, dan pemeliharaan rutin yang jumlahnya antara Rp50-60 miliar, jadi Jakpro masih cukup santai menanggapi.

Belum lagi Jakpro juga menyiapkan biaya depresiasi nilai stadion berkapasitas 82 ribu penonton itu untuk 30 tahun mencapai Rp150 miliar. Menanti hasil Ketum The Jakmania Dicky Sumarno membantah  suporter yang jatuh saat pagar pembatas tribun sisi utara JIS setinggi kurang lebih dua meter roboh bukan anggota mereka.

Dicky memastikan tidak ada istilah rombongan Jakmania liar alias Rojali yang hadir di dalam acara peluncuran JIS kemarin.

Insiden itu berawal ketika penonton yang mayoritas beratribut The Jakmania semakin banyak yang memilih duduk di pagar.

Pesepak bola Persija Jakarta Riko Simanjuntak (kiri) berusaha melewati Pesepak bola Chonburi FC Chatmongkol Rueangthanarot (kanan) pada laga persahabatan dalam rangka peresmian Stadion Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta, Minggu( 24/7/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nym. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

Di penghujung lagu Kangen yang dibawakan Dewa 19 dan Virzha, mendadak pagar pembatas yang diduduki suporter miring dan akhirnya ambruk akibat beban yang terlalu berat.

Insiden itu menyebabkan sejumlah suporter jatuh ke bawah. Salah seorang di antaranya tampak digotong ke ruang medis karena pingsan, namun belum diketahui apakah yang bersangkutan menderita luka atau tidak.

Pada Minggu, The Jakmania mendapat kuota tiket mencapai 40 ribu. Padahal, kata Dicky, anggota aktif The Jakmania sebanyak 102.768 orang.

Artinya, masih ada 62.768 anggota The Jakmania yang tidak hadir saat peluncuran JIS pada Minggu. Untuk diketahui bahwa sehari sebelumnya atau pada Sabtu, Persija juga bertanding melawan Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.

Patut dinanti bagaimana hasil evaluasi dari pengelola terkait pengaturan alur keluar-masuk penonton sebanyak itu. Seharusnya pada pertandingan kemarin, dibuatkan pengaturan mendetail mengenai duduk sesuai nomor kursi bagi penonton yang sudah membeli tiket.

Agar penonton terutama suporter klub tidak merangsek hingga ke kursi depan demi melihat klub yang dibelanya bertanding.

Karena Jakarta International Stadium atau stadion kita itu dibangun di atas janji, menyediakan stadion berkelas dunia bagi warga Jakarta.

Editor : Ganet Dirgantara