Luas kebakaran hutan dan lahan di Sumsel meningkat pada 2022
Berdasarkan data yang dihimpun luas kebakaran hutan dan lahan itu tersebar di tiga kabupaten masing-masing seluas 83 Ha di Kabupaten Musi Rawas Utara, Kabupaten Ogan Komering Ulu seluas 83 Ha, dan selebihnya atau beberapa titik di Kabupaten Penukal
Sumatera Selatan (ANTARA) - Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan Kementerian Lingkungan Hidup Wilayah Sumatera Selatan melaporkan luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di daerah ini meningkat pada 2022 yakni mencapai 240 hektare (Ha).
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan Kementerian Lingkungan Hidup (BPPKIHL) Wilayah Sumatera Selatan Ferdian Kristanto di Palembang, Selasa, mengatakan pada Januari-April 2022 luas Karhutla di Sumsel mencapai 240 Ha atau meningkat dibanding pada 2021 yaitu hanya seluas 16 Ha.
Menurut dia, berdasarkan data yang dihimpun luas kebakaran hutan dan lahan itu tersebar di tiga kabupaten masing-masing seluas 83 Ha di Kabupaten Musi Rawas Utara, Kabupaten Ogan Komering Ulu seluas 83 Ha, dan selebihnya atau beberapa titik di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali).
“Jika melihat luasan Karhutla ini KLHK mendorong kolaborasi bersama BRIN, TNI, dan mitra lain untuk dapat mensukseskan program TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) tahun ini yang berlangsung 15 hari ke depan,” kata dia, merujuk pada April lalu KLHK dan perusahaan RAPP sudah melaksanakan TMC di wilayah Riau selama 15 hari dengan hasil peningkatan 15 persen curah hujan sebagai upaya pencegahan Karhutla.
Sementara, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Iriansyah menjelaskan program TMC sangat dibutuhkan untuk membasahi lahan gambut yang sangat luas di daerah ini, dan meminimalisir potensi kebakaran seiring memasuki musik kemarau.
BPBD Sumsel mencatat pada Mei 2022 sudah ada 316 titik panas, jumlah itu memperlihatkan peningkatan sebab di bulan yang sama tahun kemarin terpantau sebanyak 139 titik panas.
“Ini merupakan sinyal kenaikan titik panas pada bulan Mei-Juni-Juli dan puncaknya pada bulan Agustus-September mendatang. Selain TMC kami pun sudah menyiagakan semua personel pemadaman di darat untuk memitigasi karhutla tahun ini di setiap wilayah,” katanya.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan Kementerian Lingkungan Hidup (BPPKIHL) Wilayah Sumatera Selatan Ferdian Kristanto di Palembang, Selasa, mengatakan pada Januari-April 2022 luas Karhutla di Sumsel mencapai 240 Ha atau meningkat dibanding pada 2021 yaitu hanya seluas 16 Ha.
Menurut dia, berdasarkan data yang dihimpun luas kebakaran hutan dan lahan itu tersebar di tiga kabupaten masing-masing seluas 83 Ha di Kabupaten Musi Rawas Utara, Kabupaten Ogan Komering Ulu seluas 83 Ha, dan selebihnya atau beberapa titik di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali).
“Jika melihat luasan Karhutla ini KLHK mendorong kolaborasi bersama BRIN, TNI, dan mitra lain untuk dapat mensukseskan program TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) tahun ini yang berlangsung 15 hari ke depan,” kata dia, merujuk pada April lalu KLHK dan perusahaan RAPP sudah melaksanakan TMC di wilayah Riau selama 15 hari dengan hasil peningkatan 15 persen curah hujan sebagai upaya pencegahan Karhutla.
Sementara, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Iriansyah menjelaskan program TMC sangat dibutuhkan untuk membasahi lahan gambut yang sangat luas di daerah ini, dan meminimalisir potensi kebakaran seiring memasuki musik kemarau.
BPBD Sumsel mencatat pada Mei 2022 sudah ada 316 titik panas, jumlah itu memperlihatkan peningkatan sebab di bulan yang sama tahun kemarin terpantau sebanyak 139 titik panas.
“Ini merupakan sinyal kenaikan titik panas pada bulan Mei-Juni-Juli dan puncaknya pada bulan Agustus-September mendatang. Selain TMC kami pun sudah menyiagakan semua personel pemadaman di darat untuk memitigasi karhutla tahun ini di setiap wilayah,” katanya.