Banjir Palembang, DPRD Sumsel sarankan tambah kolam retensi
Ya airnya kembali lagi jika dipompakan ke sungai. Untuk itu kami minta Pemkot membuat terobosan baru
Palembang (ANTARA) - Ketua DPRD Provinsi Sumatera Selatan Anita Noeringhati menyarankan Pemerintah Kota Palembang untuk memperbanyak kolam retensi dalam upaya penanganan banjir.
"Banjir di Ibu Kota Provinsi Sumsel ini terjadi dikarenakan Sungai Musi tidak dapat menampung air hujan karena saat ini dalam keadaan pasang," katanya saat dijumpai usai sosialisasi Optimalisasi Peran BPK dan DPR dalam mendorong transparansi dan akuntabilitas keuangan negara di Palembang, Selasa.
Ia mengatakan kolam retensi itu setidaknya dapat menampung sementara waktu ketika air hujan dengan debit yang tinggi terjadi.
“Harus membuat kolam retensi, paling tidak ini sedikit mengatasi banjir di Palembang,” kata Anita.
Sebelumnya, sejumlah kawasan pemukiman penduduk dan beberapa ruas jalan protokol di Kota Palembang, Sumatera Selatan kembali terendam banjir setinggi 50 sentimeter akibat hujan lebat yang berlangsung beberapa jam pada Senin (17/1) siang hingga sore hari.
Baca juga: BMKG ingatkan warga Sumsel waspadai hujan lebat disertai angin kencang
Hujan lebat di Kota Palembang yang berlangsung sekitar tiga jam itu mengakibatkan drainase, kolam retensi dan anak Sungai Musi meluap dan merendam/menggenangi beberapa lokasi permukiman penduduk dan ruas jalan protokol.
Kawasan pemukiman penduduk yang tergenang, di antaranya kawasan Sekip, Demang Lebar Daun, Angkatan 66, Jalan Simanjuntak dan Dwikora, serta beberapa ruas jalan protokol, seperti di kawasan Soekarno Hatta, Basuki Rahmad, R Sukamto, dan Jalan Mayor Ruslan.
Banjir juga telah melanda Palembang pada 25 Desember 2021 sehingga sempat melumpuhkan aktivitas warga.
Anita mengatakan banjir yang terjadi di Palembang ini disebabkan tingginya curah hujan yang dipengaruhi musim. Sementara di sisi lain, saat hujan tersebut terjadi kondisi air muka Sungai Musi sedang tinggi dikarenakan mengalami pasang.
Ke depan, DPRD Sumsel mengharapkan Pemkot Palembang melahirkan terobosan-terobosan baru agar persoalan banjir ini dapat segera teratasi.
Baca juga: Sejumlah kawasan di Palembang kembali terendam banjir
Menurutnya, dengan kondisi itu maka penyalaan Pompa Pengendali Banjir Sub DAS Bendung juga terbilang kurang lantaran air sungai sedang tinggi. “Ya airnya kembali lagi jika dipompakan ke sungai. Untuk itu kami minta Pemkot membuat terobosan baru,” kata dia.
Selain itu, Anita Noeringhati juga mengingatkan Pemkot Palembang untuk memberikan perhatian untuk menambah daerah resapan air hingga mempertahan ruang terbuka hijau serta mengawasi pengalihfungsian lahan.
Sementara Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan dirinya sangat sepakat dengan usulan dari DPRD itu yakni menambah kolam retensi.
“Setiap tahun selalu ada penambahan kolam retensi. Ke depan, bagaimana caranya agar kolam retensi ini lebih dimaksimalkan lagi,” kata Harnojoyo.
Menurutnya warga Palembang harus memahami kondisi topografi dari daerah ini yang mana menjadi ilir dari Sungai Musi. Untuk itu, warga diminta tidak membuang sampah di sungai serta memastikan setiap aliran air tidak tersumbat.
Sebelumnya, Kepala Dinas PU PR Kota Palembang Akhmad Bastari mengatakan Kota Palembang sejauh ini memiliki 46 kolam retensi dari idealnya 77 kolam retensi.
Baca juga: Kota Palembang membutuhkan 41 pintu air
"Banjir di Ibu Kota Provinsi Sumsel ini terjadi dikarenakan Sungai Musi tidak dapat menampung air hujan karena saat ini dalam keadaan pasang," katanya saat dijumpai usai sosialisasi Optimalisasi Peran BPK dan DPR dalam mendorong transparansi dan akuntabilitas keuangan negara di Palembang, Selasa.
Ia mengatakan kolam retensi itu setidaknya dapat menampung sementara waktu ketika air hujan dengan debit yang tinggi terjadi.
“Harus membuat kolam retensi, paling tidak ini sedikit mengatasi banjir di Palembang,” kata Anita.
Sebelumnya, sejumlah kawasan pemukiman penduduk dan beberapa ruas jalan protokol di Kota Palembang, Sumatera Selatan kembali terendam banjir setinggi 50 sentimeter akibat hujan lebat yang berlangsung beberapa jam pada Senin (17/1) siang hingga sore hari.
Baca juga: BMKG ingatkan warga Sumsel waspadai hujan lebat disertai angin kencang
Hujan lebat di Kota Palembang yang berlangsung sekitar tiga jam itu mengakibatkan drainase, kolam retensi dan anak Sungai Musi meluap dan merendam/menggenangi beberapa lokasi permukiman penduduk dan ruas jalan protokol.
Kawasan pemukiman penduduk yang tergenang, di antaranya kawasan Sekip, Demang Lebar Daun, Angkatan 66, Jalan Simanjuntak dan Dwikora, serta beberapa ruas jalan protokol, seperti di kawasan Soekarno Hatta, Basuki Rahmad, R Sukamto, dan Jalan Mayor Ruslan.
Banjir juga telah melanda Palembang pada 25 Desember 2021 sehingga sempat melumpuhkan aktivitas warga.
Anita mengatakan banjir yang terjadi di Palembang ini disebabkan tingginya curah hujan yang dipengaruhi musim. Sementara di sisi lain, saat hujan tersebut terjadi kondisi air muka Sungai Musi sedang tinggi dikarenakan mengalami pasang.
Ke depan, DPRD Sumsel mengharapkan Pemkot Palembang melahirkan terobosan-terobosan baru agar persoalan banjir ini dapat segera teratasi.
Baca juga: Sejumlah kawasan di Palembang kembali terendam banjir
Menurutnya, dengan kondisi itu maka penyalaan Pompa Pengendali Banjir Sub DAS Bendung juga terbilang kurang lantaran air sungai sedang tinggi. “Ya airnya kembali lagi jika dipompakan ke sungai. Untuk itu kami minta Pemkot membuat terobosan baru,” kata dia.
Selain itu, Anita Noeringhati juga mengingatkan Pemkot Palembang untuk memberikan perhatian untuk menambah daerah resapan air hingga mempertahan ruang terbuka hijau serta mengawasi pengalihfungsian lahan.
Sementara Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan dirinya sangat sepakat dengan usulan dari DPRD itu yakni menambah kolam retensi.
“Setiap tahun selalu ada penambahan kolam retensi. Ke depan, bagaimana caranya agar kolam retensi ini lebih dimaksimalkan lagi,” kata Harnojoyo.
Menurutnya warga Palembang harus memahami kondisi topografi dari daerah ini yang mana menjadi ilir dari Sungai Musi. Untuk itu, warga diminta tidak membuang sampah di sungai serta memastikan setiap aliran air tidak tersumbat.
Sebelumnya, Kepala Dinas PU PR Kota Palembang Akhmad Bastari mengatakan Kota Palembang sejauh ini memiliki 46 kolam retensi dari idealnya 77 kolam retensi.
Baca juga: Kota Palembang membutuhkan 41 pintu air