Permintaan pembuatan paspor di Palembang meningkat

id Permintaan pembuatan paspor di Palembang meningkat,Kepala Imigrasi Kelas I TPI Palembang Azwar Anas di Palembang, Selasa mengatakan, melalui program t

Permintaan pembuatan paspor di Palembang meningkat

Petugas imigrasi melayani pembuatan paspor (ANTARA/HO)

Sumatera Selatan (ANTARA) - Permintaan pembuatan paspor di Kota Palembang, Sumatera Selatan, mulai meningkat seiring diberlakukannya pelayanan Eazy Passport yang diinisiasi Dirjen Keimigrasian Kementerian Hukum dan HAM.

Kepala Imigrasi Kelas I TPI Palembang Azwar Anas di Palembang, Selasa mengatakan, melalui program tersebut saat ini tercatat sudah ada sebanyak 15 sampai 20 orang masyarakat mengajukan permohonan per harinya.

"Sudah ada penambahan 15-20 orang pemohon perharinya," kata dia

Menurutnya, permohonan pembuatan paspor saat ini mayoritas ditujukan untuk perjalanan ibadah umrah, kunjungan keluarga dan perjalanan wisata. 

"Sebagaimana juga terjadi di daerah lain seperti Tangerang dan Surabaya. Mayoritas dimanfaatkan masyarakat sebagai persiapan beribadah dan wisata saja," ujarnya.

Kondisi tersebut sedikit lebih baik dibandingkan masa sebelumnya dimana permohonan pembuatan paspor di Kota Palembang sangat minim karena belum ada kepastian terkait perjalanan internasional selama masa pandemi COVID-19.

"Sebelumnya minim sekali yang membuat paspor paling memperpanjang saja," ujarnya.

Dengan membaiknya penyebaran COVID-19  tersebut telah membuat program Eazy Passport dinilai efektif.

Sebab masyarakat hanya cukup melampirkan persyaratan berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) dan akta kelahiran ke kepala kantor dengan kuota minimal untuk 50 orang pemohon.

Lalu setelah persyaratan tersebut terpenuhi petugas Imigrasi yang  mendatangi masyarakat di tempat masing-masing.

Harga masing-masing  paspor biasa  Rp350 ribu dan paspor elektronik Rp650 ribu.

"Pelayanan pembuatan tersebut ditujukan untuk meningkatkan produktifitas pelayanan mengeleminir penyebaran COVID-19 sehingga tidak perlu repot ke kantor," ujarnya.

Meskipun demikian pelayanan pembuatan secara langsung di kantor masih tetap berlangsung dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, kata Azwar.