Mobilitas masyarakat Kota Palembang sempat di skala hitam

id Mobilitas masyarakat kota Palembang sempat di skala hitam,Kepala Polisi resor Kota Besar Palembang Komisaris Besar Polisi Irvan Prawira Satyaputra di

Mobilitas masyarakat Kota Palembang sempat di skala hitam

Pengetatan mobilitas masyarakat Kota Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (1/1/2021) . (ANTARA/M Riezko Bima Elko P/21)

Sumatera Selatan (ANTARA) - Mobilitas masyarakat Kota Palembang, Sumatera Selatan sempat berada dalam skala hitam (tinggi) berdasarkan pemantauan yang dilakukan pemerintah pusat.

Kepala Polisi Resort Kota Besar Palembang Komisaris Besar Polisi Irvan Prawira Satyaputra di Palembang, Rabu, mengatakan dalam pemantauan tersebut pemerintah menggunakan tiga aplikasi utama yakni Google Trafffic, Facebook momen dan Night light dari NASA.

Dari pemantauan tersebut mobilitas masyarakat di dalam kota masuk skala hitam pada dua minggu yang lalu.

Maka hasil pemantauan tersebut menjadi perhatian khusus bagi pihaknya, dengan tetap mengoptimalkan pengetatan lalu lintas di beberapa ruas jalan dalam kota yang kepadatannya tinggi.

“Pengetatan mobilitas masyarakat tetap kamk lakukan bekerja sama dengan stakeholder terkait lainnya,”kata dia.

Menurutnya, pengetatan lalu lintas selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah berdampak positif menekan mobilitas masyarakat,  sebab dari skala hitam menjadi skala abu-abu pekan ini.

“Sekarang mobility indeks Palembang sudah skala abu-abu atau sedang, tidak bisa dipungkiri dampak baik dari pengetatan yang dilakukan,” ujarnya.

Pengetatan  di lima ruas jalan di batas kota dan 18 titik dalam kota, yakni di antaranya Terminal Karya Jaya, Talang Jambe, Plaju, KM 12 dan Jakabaring. Lalu untuk dalam kota Simpang lima angkatan 45, Jalan POM IX DPRD Sumel, Simpang Diponegoro, Kawasan Santa Maria, Bukit Besar, Radial, dan Pasar 26 ilir.

Kemudian Bakul Sunda, Beringin Janggut, Kolonel Atmo. Linda Kosmetik, Letnan Sayuti Bundaran Cinde dan Lorong Abdul Gani.

Pengetatan berlangsung setiap harinya dari pukul 19.00 WIB – 22.00 WIB, hingga skala mobilitas menjadi rendah merah bahkan hijau.

“Mekanismenya sesuai kebutuhan,  petugas di lapangan memantau titik atau ruas jalan mana saja yang padat,” jelasnya.

Selama pelaksanaan tersebut, sosialisasi tak hanya diberikan kepada pengendara tapi juga pemilik usaha seperti kafe dan restoran di wilayah tersebut agar tidak terjadi keramaian yang memungkinkan penyebaran COVID-19.

“Kadang masyarakat masih acuh tentang hal ini, tapi mereka tetap koopratif sehingga semua lancar, buktinya saat ini penyebaran sudah melandai,” kata dia.