Polisi: pelaku penembakan gunakan senjata api kaliber 9 mm
Jakarta (ANTARA) - Petugas Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan menduga pelaku penembakan di dekat kompleks perwira tinggi Polri di Kebayoran Baru, menggunakan senjata api dengan kaliber 9 milimeter.
"Kami hanya bisa melihat secara fakta kaliber 9 milimeter," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Polisi Achmad Akbar di kantornya di Jakarta, Senin.
Meski begitu, ia belum mengetahui jenis senjata api yang digunakan orang tidak dikenal yang hingga kini masih diselidiki.
Ia juga belum menyimpulkan kejadian itu sebagai bagian aksi teror atau tidak.
Baca juga: Polisi bentuk tim buru pelaku penembakan jurnalis di Simalungun
"Itu terlalu prematur karena semua masih dalam penyelidikan. Semua masih kami dalami," imbuhnya.
Polisi, lanjut dia, sudah memintai keterangan empat orang saksi dan mengumpulkan barang bukti berupa dua selongsong peluru dan kamera pengawas atau "CCTV" di sekitar lokasi.
Sebelumnya, Akbar menjelaskan polisi sudah mengamankan 10 kamera pengawas yang ada di sekitar lokasi kejadian untuk diperiksa lebih lanjut.
Polisi juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara di sekitar lokasi pada Minggu (20/6) sekitar pukul 06.00 WIB.
Baca juga: Tembakan kelompok bersenjata di perbatasan Meksiko tewaskan 18 orang
Sebelumnya, pada Sabtu (19/6) sekitar pukul 22.38 WIB, terjadi penembakan di samping kompleks Pati Polri yang terekam kamera pengawas.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa penembakan misterius itu.
Baca juga: Komisi III: Polri harus profesional tangani kasus penembakan jurnalis
Dalam rekaman video berwarna hitam putih yang viral di media sosial itu terlihat kondisi lalu lintas saat kejadian sedang lengang.
"Kalau kami lihat di CCTV seperti itu (fortuner) warna hitam, pelat belum tahu," ucapnya.
"Kami hanya bisa melihat secara fakta kaliber 9 milimeter," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Polisi Achmad Akbar di kantornya di Jakarta, Senin.
Meski begitu, ia belum mengetahui jenis senjata api yang digunakan orang tidak dikenal yang hingga kini masih diselidiki.
Ia juga belum menyimpulkan kejadian itu sebagai bagian aksi teror atau tidak.
Baca juga: Polisi bentuk tim buru pelaku penembakan jurnalis di Simalungun
"Itu terlalu prematur karena semua masih dalam penyelidikan. Semua masih kami dalami," imbuhnya.
Polisi, lanjut dia, sudah memintai keterangan empat orang saksi dan mengumpulkan barang bukti berupa dua selongsong peluru dan kamera pengawas atau "CCTV" di sekitar lokasi.
Sebelumnya, Akbar menjelaskan polisi sudah mengamankan 10 kamera pengawas yang ada di sekitar lokasi kejadian untuk diperiksa lebih lanjut.
Polisi juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara di sekitar lokasi pada Minggu (20/6) sekitar pukul 06.00 WIB.
Baca juga: Tembakan kelompok bersenjata di perbatasan Meksiko tewaskan 18 orang
Sebelumnya, pada Sabtu (19/6) sekitar pukul 22.38 WIB, terjadi penembakan di samping kompleks Pati Polri yang terekam kamera pengawas.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa penembakan misterius itu.
Baca juga: Komisi III: Polri harus profesional tangani kasus penembakan jurnalis
Dalam rekaman video berwarna hitam putih yang viral di media sosial itu terlihat kondisi lalu lintas saat kejadian sedang lengang.
"Kalau kami lihat di CCTV seperti itu (fortuner) warna hitam, pelat belum tahu," ucapnya.