Palembang (ANTARA) - Penyerahan penghargaan di bidang pariwisata kepada masyarakat Desa Burai, Kabupaten Ogan Ilir yang berhasil memanfaatkan potensi desa menjadi ekowisata terpopuler kedua dalam ajang API Award 2020 berlangsung tanpa Menteri Pariwsata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno.
"Meskipun Menparekraf Sandiaga S Uno membatalkan kunjungan kerjanya ke Ogan Ilir dengan alasan Kota Palembang yang dilalui berada dalam zona merah atau berisiko tinggi penularan COVID-19, acara penyerahan piala API Award 2020 yang dijadwalkan hari ini tetap berjalan dilakukan oleh Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel, Aufa Syahrizal di Palembang, Rabu.
Dia menjelaskan, untuk menyambut kedatangan Menparekraf Sandiaga, masyarakat Desa Burai, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, telah melakukan berbagai persiapan sepekan ini.
Melihat masyarakat telah melakukan persiapan maksimal dan mengobati rasa kekecewaan atas batalnya kunjungan menparekraf, maka diambil kebijakan acara hari ini tetap dilaksanakan di Burai dengan konsep penyerahan piala API Award 2020 kepada Masyarakat Burai oleh Bupati Panca Wijaya, katanya.
Menurut dia, Menparekraf Sandiaga Uno berkeinginan kuat untuk melakukan kunjungan ke Desa Burai guna memberikan motivasi kepada masyarakat untuk terus mengembangkan potensi pariwisata dan ekonomi keratif.
Bukti keinginan kuat melakukan kunjungan ke Desa Burai, Menparekraf berupaya menjadwalkan ulang kunjungan kerjanya pada 19 Juni 2021 atau menyesuaikan perkembangan kondisi zona merah COVID-19, ujar Aufa.
Desa Burai meraih juara II, setelah bersaing masuk dalam tiga besar nominasi ekowisata terpopuler di ajang API Award 2020, yang diselenggarakan di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 20 Mei 2021.
Keberhasilan masyarakat memanfaatkan dan mengemas potensi desa menjadi ekowisata populer yang dikenal wisata warna warni Burai, akan dijadikan contoh ke desa lainnya dalam provinsi yang memiliki 17 kabupaten/kota itu.
Ekowisata atau ekoturisme merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial, budaya dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
Dengan mengembangkan ekowisata yang disesuaikan dengan potensi dan daya tarik masing-masing desa di provinsi ini, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan budaya, kata kadisbudpar.