Polri tunggu langkah nyata PSSI soal suporter
Jakarta (ANTARA) - Asisten Operasi (Asops) Kapolri, Irjen Pol. Imam Sugianto mengatakan Polri menunggu langkah nyata PSSI soal suporter sebelum mengeluarkan izin keramaian Liga 1 dan Liga 2 Indonesia musim 2021-2022.
Pernyataan itu disampaikan Imam di Gedung Kemenpora, Jakarta, Selasa, menanggapi pendukung Persija dan Persib yang berulah setelah final Piala Menpora dua hari lalu.
"Semoga kejadian itu menjadi kajian untuk mencari cara bagaimana mengelola suporter. Kami menunggu langkah konkret dari 'stakeholder' terkait. Itu akan menjadi poin pemberian izin-izin berikutnya," kata Imam.
Pria berusia 54 tahun itu melanjutkan, Polri juga akan mendiskusikan perilaku negatif suporter itu secara internal.
Izin keramaian liga, Imam menambahkan, tergantung kepada pertimbangan Polri itu, ditambah rekomendasi Satgas Penanganan COVID-19 dan Kemenpora.
Turnamen pramusim Piala Menpora 2021 menjadi acuan utama Polri dalam memberikan izin keramaian untuk Liga 1 dan Liga 2 musim 2021-2022.
Menurut Imam, kejadian kerumunan perayaan Persija di Jakarta dan dugaan perusakan gedung serta sweeping pendukung Persib di Bandung sudah mencederai Piala Menpora 2021 yang berjalan dengan baik sejak penyisihan sampai final.
"Ke depan, menjadi tanggung jawab bersama untuk mendidik suporter supaya benar-benar bisa menjaga tindakan mereka," kata mantan Wakapolda DI Yogyakarta itu, seraya memastikan Polri tegas menindak suporter pelanggar aturan.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali sendiri menyerahkan kasus kerumunan dan perusakan oleh suporter itu kepada Polri.
Zainudin meminta Polri menindak siapa saja yang melakukan pelanggaran hukum.
Zainudin juga meminta PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) agar membina suporter dengan lebih serius.
"PSSI dan LIB akan melakukan itu," kata politikus Partai Golkar tersebut.
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan berjanji segera melakukan evaluasi supaya perilaku negatif suporter tidak terulang.
"Kami meminta polisi mendalami euforia di Jakarta dan kekecewaan suporter di Bandung karena sebenarnya itu terjadi di luar penyelenggaraan Piala Menpora. Kami sebagai federasi akan melakukan evaluasi," tutup Iriawan.
Pernyataan itu disampaikan Imam di Gedung Kemenpora, Jakarta, Selasa, menanggapi pendukung Persija dan Persib yang berulah setelah final Piala Menpora dua hari lalu.
"Semoga kejadian itu menjadi kajian untuk mencari cara bagaimana mengelola suporter. Kami menunggu langkah konkret dari 'stakeholder' terkait. Itu akan menjadi poin pemberian izin-izin berikutnya," kata Imam.
Pria berusia 54 tahun itu melanjutkan, Polri juga akan mendiskusikan perilaku negatif suporter itu secara internal.
Izin keramaian liga, Imam menambahkan, tergantung kepada pertimbangan Polri itu, ditambah rekomendasi Satgas Penanganan COVID-19 dan Kemenpora.
Turnamen pramusim Piala Menpora 2021 menjadi acuan utama Polri dalam memberikan izin keramaian untuk Liga 1 dan Liga 2 musim 2021-2022.
Menurut Imam, kejadian kerumunan perayaan Persija di Jakarta dan dugaan perusakan gedung serta sweeping pendukung Persib di Bandung sudah mencederai Piala Menpora 2021 yang berjalan dengan baik sejak penyisihan sampai final.
"Ke depan, menjadi tanggung jawab bersama untuk mendidik suporter supaya benar-benar bisa menjaga tindakan mereka," kata mantan Wakapolda DI Yogyakarta itu, seraya memastikan Polri tegas menindak suporter pelanggar aturan.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali sendiri menyerahkan kasus kerumunan dan perusakan oleh suporter itu kepada Polri.
Zainudin meminta Polri menindak siapa saja yang melakukan pelanggaran hukum.
Zainudin juga meminta PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) agar membina suporter dengan lebih serius.
"PSSI dan LIB akan melakukan itu," kata politikus Partai Golkar tersebut.
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan berjanji segera melakukan evaluasi supaya perilaku negatif suporter tidak terulang.
"Kami meminta polisi mendalami euforia di Jakarta dan kekecewaan suporter di Bandung karena sebenarnya itu terjadi di luar penyelenggaraan Piala Menpora. Kami sebagai federasi akan melakukan evaluasi," tutup Iriawan.