Baturaja (ANTARA) - Sensus night di Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) wilayah setempat menyasar pada tunawisma yang tidak memiliki tempat tinggal.
Kepala BPS Ogan Komering Ulu (OKU) Budiriyanto di Baturaja, Kamis mangatakan sensus night yang dilakukan pihaknya pada Rabu (16/9) pukul 22.00 WIB hingga Kamis dini hari pukul 02.30 WIB tersebut menyasar pada tunawisma seperti gelandangan, manusia gerobak dan orang gila yang tidak memiliki tempat tinggal.
Baca juga: Polda Sumsel dukung BPS sensus penduduk datangi rumah warga
"Dalam sensus night ini kami membentuk Tim Task Force dari pihak terkait mulai dari Dinas Sosial, Disdukcapil hingga Satpol PP Kabupaten OKU," katanya.
Tim Task Force ini melakukan pencacahan penduduk di beberapa titik meliputi Tribun Taman Kota, Jembatan Ogan 3, Pasar Atas, Lapangan Korpri, Pasar Tempel, Jembatan Ogan 1, Pasar Baru, Terminal Batu Kuning, Pasar Induk Batu Kuning, Jembatan Ogan 2 dan Kuburan Lebak Bulus.
Baca juga: BPS OKU terjunkan 285 petugas Sensus Penduduk 2020
"Pada umumnya sensus night ini yang didata adalah tunawisma dan anak buah kapal (ABK). Namun, karena di Kabupaten OKU tidak ada pelabuhan, maka kami hanya mendata tunawisma saja," katanya.
Dia menjelaskan penentuan waktu pendataan sensus night ini karena para tunawisma biasanya beristirahat di malam hari sehingga mudah ditemui untuk didata.
"Karena bukan hanya masyarakat yang punya rumah saja yang dilakukan pendataan, namun para tunawisma juga memiliki hak untuk didata," jelasnya.
Baca juga: BPS: Sebanyak 1,6 juta penduduk Sumsel akses sensus online
Dari hasil penyisiran oleh Tim Task Force terdata sebanyak 10 orang tunawisma terdiri atas lima gelandangan, tiga orang gila dan dua manusia gerobak.
"Pada intinya, sensus night ini bertujuan agar seluruh penduduk tercatat sehingga keberadaan mereka dapat ditelusuri," ujarnya.