Tim pakar sarankan Pemprov Sumsel tingkatkan pemeriksaan COVID-19

id covid sumsel,penularan covid,penanggulangan covid,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini, palembang hari in

Tim pakar sarankan  Pemprov Sumsel tingkatkan pemeriksaan COVID-19

Arsip Foto. Petugas kesehatan mengambil sampel usap tenggorokan warga dalam pemeriksaan COVID-19 lantatur di parkiran Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan, Senin (4/5/2020). (ANTARAl/Feny Selly/20)

Palembang (ANTARA) - Tim pakar penanganan COVID-19 bidang epidemiologi menyarankan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) meningkatkan kegiatan pemeriksaan untuk mendeteksi penularan COVID-19.

"Rekomendasi kami agar Pemprov meningkatkan tes cepat dan swab secara agresif, masif, serta intensif," kata anggota Tim Pakar Penanganan COVID-19 Sumsel Bidang Epidemiologi Iche Andriani Liberty, Kamis.

Semakin banyak pemeriksaan dilakukan maka akan semakin banyak kasus COVID-19 yang terdeteksi dan kalau kasusnya sudah terdeteksi maka penularannya akan bisa dicegah.

Baca juga: Penanganan COVID-19, Menristek apresiasi penyerahan bantuan alkes buatan dalam negeri

Tim pakar juga meminta Dinas Kesehatan meningkatkan pemantauan terhadap orang-orang yang pernah melakukan kontak erat dengan pasien COVID-19 mengingat data pemantauan kontak erat pasien di 17 kabupaten/kota masih sangat sedikit.

"Bahkan satu minggu terakhir tidak terpantau sama sekali, sehingga rantai penularan sulit dikendalikan," kata Iche, epidemiolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

Iche mengatakan bahwa menurut pengamatan tim pakar, warga yang tertular COVID-19 di Sumsel kebanyakan berasal dari dua kelompok, yakni tenaga kesehatan yang terlibat dalam penanganan kasus dan orang yang tidak bekerja.

Baca juga: Kota Lubuklinggau jadi zona merah COVID-19 Sumsel
Baca juga: Keluar dari krisis melalui peran wirausahawan muda Indonesia


"Kelompok yang tidak bekerja banyak yang positif akibat mobilitasnya yang sulit dikendalikan, oleh karena itu penanganan pencegahan intensif secara khusus terhadap dua kelompok ini dilakukan dengan strategi berbeda," katanya.

Ia juga mengemukakan bahwa kelompok warga berusia lanjut dan punya penyakit bawaan juga membutuhkan pendekatan penanganan tersendiri. Kelompok ini, menurut dia, mesti meminimalkan kegiatan di luar rumah guna menghindari risiko penularan COVID-19.

Sedangkan untuk kelompok warga berusia produktif yang lebih banyak keluar rumah, dia mengatakan, pemerintah daerah mesti memberlakukan peraturan untuk memastikan mereka mematuhi protokol kesehatan.

Pembukaan kembali sekolah untuk kegiatan belajar mengajar secara tatap muka, menurut dia, juga mesti dilakukan bertahap dengan kehati-hatian agar tidak sampai menimbulkan kluster penularan baru.