Kabupaten OKI perketat pengawasan kecamatan rawan kebakaran hutan dan lahan

id OKI,ogan komering ilir,karhutla,kebakaran hutan,kebakaran lahan,karhutla sumsel,kebakaran di sumsel,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, an

Kabupaten OKI perketat pengawasan kecamatan rawan kebakaran hutan dan lahan

Warga melintas dengan kendaraanya saat terjadi kebakaran lahan gambut di Desa Pulau Semembu, Indralaya Utara, Ogan Ilir, Sumatra Selatan, Senin (5/8/2019). (ANTARA FOTO/Ahmad Rizki Prabu/Adm/wpa.)

Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, memperketat pengawasan di lima kecamatan yang rawan mengalami kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau.

Wakil Bupati OKI Djafar Shodiq di Kayuagung, Senin, mengatakan pihaknya sudah membentuk satuan tugas (satgas) karhutla karena pada tahun lalu terdapat 6.813 titik api di lima kecamatan tersebut sehingga menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang cukup luas.

“Ini bagian dari upaya pencegahan karhutla, kami awali dengan bentuk satgas hingga di tingkat desa,” kata dia.

Baca juga: Kabupaten Ogan Ilir dan Muara Enim terdeteksi paling banyak titik panas

Adapun kelima daerah yang rawan karhutla di OKI, mencakup Kecamatan Cengal, Kecamatan Tulung Selapan, Kecamatan Pangpangan, Kecamatan Pedamaran dan Kecamatan Mesuji.

Djafar mengaku memang karhutla yang terjadi pada tahun lalu sebagian berasal dari konsesi perusahaan. Oleh karena itu, pihaknya pun menegaskan agar perusahaan perkebunan maupun hutan tanaman industri (HTI) di daerah itu untuk dapat menjaga lahannya agar tidak kembali terbakar.

“Kalau sampai terbakar tahun ini akan kami tindak tegas, sesuai dengan proses. Bahkan, kalau pelanggaran sudah luar biasa otomatis perlu dicabut (izin) itu,” kata dia.

Sementara untuk masyarakat, kata dia, pemkab melakukan pendekatan yang humanis, di mana dirinya pun terjun langsung ke lapangan untuk memberikan edukasi agar warga tidak menggunakan teknik bakar dalam membuka lahan.

“Kadang saya tekan juga ke pihak desanya kalau terjadi kebakaran maka dana desa bakal sulit cair,” kata Djafar.

Baca juga: Residivis penyerang Mapolres OKI tewas ditembak, sempat berkelahi dengan petugas piket
Baca juga: Dua perusahaan perkebunan di Kabupaten OKI bantu perbaikan kerusakan jalan


Ia mengatakan secara kesiapan, sebetulnya Pemkab OKI telah siap untuk mencegah karhutla dengan tersedianya embung dan sekat kanal di daerah rawan.

Bahkan, kata dia, pihaknya pun telah mendapatkan dana bantuan gubernur senilai Rp8 miliar untuk membeli peralatan penanganan karhutla yang tidak habis pakai.

OKI pun merupakan daerah yang mendapat alokasi tertinggi dari 10 daerah rawan karhutla di Sumsel.

“Kami mendapat yang paling banyak karena lahan gambut di OKI memang yang terluas di Sumsel. Nantinya itu digunakan untuk beli sarana prasarana karhutla,” kata dia.

Luas lahan gambut yang berada di Kabupaten OKI mencapai 769.000 Hektare (Ha), sementara total luas lahan gambut di Sumsel mencapai 1,4 juta hektare.