Palembang (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) Refinery Unit III Plaju mulai memproduksi bahan bakar untuk kapal, marine fuel oil (MFO), dengan kadar sulfur rendah sebagai upaya mendukung pengurangan emisi.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman di Palembang, Kamis, mengatakan, RU III Plaju ini akan memproduksi MFO 180 cSt atau dengan kadar sulfur 0,5 persen sebanyak 380.000 KL per tahun atau sekitar 200.000 barel per bulan.
“Bahan bakar ini dapat didistribusikan bagi kapal-kapal berbendera Indonesia maupun selain Indonesia yang memasuki pelabuhan di Wilayah Perairan Indonesia,” kata dia di sela peluncuran MFO low sulphur.
Menurut dia, batas kandungan low sulphur tersebut sesuai dengan persyaratan yang diterapkan International Maritime Organization (IMO). Jika perusahaan energi tidak menggunakan kadar sulfur rendah maka kapal terancam tidak bisa berlayar di perairan internasional.
Fajriyah menambahkan, penyediaan BBM ini juga sejalan dengan Peraturan Menteri Perhubungan No 29 tahun 2014 tentang pencegahan pencemaran lingkungan maritime karena kadar sulfur pada bahan bakar kapal.
Selain untuk memenuhi regulasi nasional dan internasional, dengan produksi MFO Sulfur rendah 180 cSt, Kilang Plaju dapat memberikan potensi peningkatan margin pada unit operasi.
General Manager PT Pertamina (Persero) RU III Plaju Joko Pranoto, mengatakan bahan bakar tersebut akan digunakan untuk seluruh kapal yang dioperasikan Pertamina di seluruh Tanah Air.
“Kebutuhan kapal-kapal Pertamina yang jumlahnya hampir ratusan unit itu mencapai 300.000 barrel per bulan, dan itu semua akan dipenuhi dari produksi Kilang Plaju,” kata dia.
Joko mengatakan, saat ini dari semua kilang yang dimiliki Pertamina, baru Kilang Plaju yang bisa memproduksi MFO dengan kadar sulfur rendah, hanya 0,5 persen.
Penggunaan bahan bakar tersebut akan diterapkan mulai Januari 2020. Sebelumnya, kapal-kapal Pertamina masih menggunakan bahan bakar dengan kadar sulfur 3,5 persen. Pengurangan kadar sulfur tersebut dapat mengurangi emisi sehingga lebih ramah lingkungan.
Joko menjelaskan Kilang Plaju menjadi kilang pertama yang memproduksi MFO low sulphur lantaran secara konfigurasi bahan baku (crude oil), proses pengolahannya tidak memerlukan modifikasi.
“Kami hanya melakukan optimasi pada prosesnya sehingga bisa memproduksi MFO dengan kadar sulfur rendah,” kata dia.
Ia mengemukakan bahan bakar kapal itu untuk tahap awal dikirimkan ke Balikpapan sebanyak 7.000 KL. Sepanjang bulan ini, RU III menargetkan dapat mengirimkan 3 kapal yang bermuatan MFO.
“Bulan depan targetnya bisa produksi 200.000 barrel dan selanjutnya mudah-mudahan bisa mencapai 300.000 barrel sehingga semua kebutuhan bahan bakar untuk kapal Pertamina bisa terpenuhi dari sini,” ujar dia.
Joko melanjutkan produksi MFO dengan kadar sulfur rendah juga berpotensi untuk menghemat kas negara karena mencegah impor MFO tersebut.
Dia menambahkan tantangan untuk menyalurkan bahan bakar tersebut dari Kilang Plaju terkait kondisi Sungai Musi, pasalnya dengan kedalaman Sungai Musi yang relatif rendah tidak bisa menggunakan kapal besar.
“Ini tantangannya pada Sungai Musi tetapi akan kami atasi dengan mengatur penjadwalan pengiriman bahan bakar,” kata dia.
Berita Terkait
Kilang Pertamina Plaju pastikan suplai Avtur untuk penuhi aviasi arus balik
Sabtu, 13 April 2024 17:15 Wib
Kisah pekerja Pertamina ikut menjaga ketersediaan energi pada masa Lebaran
Sabtu, 13 April 2024 4:03 Wib
GM Kilang Plaju: Hadapi tantangan bisnis junjung budaya AKHLAK
Rabu, 10 April 2024 16:00 Wib
Kilang Pertamina Plaju targetkan suplai BBM gasoline 78.000 kl
Selasa, 9 April 2024 18:44 Wib
Satgas Rafi Kilang Pertamina Plaju kawal kelancaran produksi BBM
Sabtu, 6 April 2024 20:37 Wib
Kilang Pertamina Plaju pastikan penuhi permintaan BBM Idul Fitri
Jumat, 5 April 2024 23:05 Wib
Pekerja Kilang Pertamina Plaju pertegas komitmen pegang aspek HSSE
Senin, 4 Maret 2024 8:22 Wib
Kilang Pertamina Plaju upgrade kemampuan satpam dukung SDGS
Selasa, 27 Februari 2024 18:46 Wib