Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Kota Palangka Raya melalui dinas ketahanan pangan dan pertanian mengimbau masyarakat menghindari penggunaan kantong plastik (kresek( hitam sebagai tempat untuk membungkus daging kurban pada Idul Adha 1440 Hijriyah.
"Ini penting diperhatikan karena bahan daur ulang pembuatan kantong plastik hitam tidak jelas dari limbah atau dari apa, sehingga kebersihan dan keamanannya tidak terjamin," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) DKPP Kota Palangka Raya Sumardi, Minggu (28/7).
Ia mengatakan, diantara kandungan zat yang terdapat pada kantong plastik hitam tersebut ialah logam berat seperti timbal (Pb) yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Timbal ini dapat dengan mudah berpindah ke makanan, terlebih jika makanan dalam keadaan panas.
"Plastik hitam punya karakter sendiri dan zat berbahaya itu bisa berpindah pada makanan yang bersentuhan langsung. Khususnya untuk makanan panas termasuk juga daging. Jika ditempatkan pada plastik hitam maka daging akan cepat menyerap zat-zat yang terkandung pada plastik," katanya.
Jika makanan terkontaminasi timbal dikonsumsi dalam jangka panjang, dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, bahkan dapat menimbulkan kanker. Masyarakat lebih baik menggunakan kantong plastik yang transparan.
"Jika pun terpaksa digunakan kantong plastik hitam, sebaiknya untuk bungkus luar saja. Jadi sebelum dibungkus dengan plastik hitam, makanan dan daging dimasukkan pada plastik transparan," katanya.
Dia juga mengimbau panitia kurban dapat memisahkan penempatan daging dan bagian lain dari hewan kurban. Sebaiknya antara daging, dan jeroan ditempatkan dalam plastik terpisah. Ini dilakukan agar daging tidak cepat rusak.
Sementara itu, dalam rangka memastikan kesehatan dan kelayakan hewan kurban DKPP "Kota Cantik" juga telah menyiapkan tim yang akan memeriksa kesehatan.
"Tim ini terdiri dari 12 orang. Mereka pun sudah siap melakukan pemeriksaan," katanya.
Ia mengatakan, tim tersebut nantinya akan dibagi dalam dua kelompok. Pertama yang bertugas memeriksa hewan kurban di dalam kota dan kedua bertugas memeriksa hewan kurban di luar kota.
Sampai saat ini tercatat sekitar 900 sapi dan 200 kambing mulai dijajakan oleh para penjual hewan kurban. Jumlah itu dimungkinkan terus bertambah seiring mendekati hari Idul Adha 2019.