Denpasar (ANTARA) - Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah yang dinanti masyarakat Islam (Muslim). Setiap Menginjak bulan puasa, berbagai macam hidangan khas yang kerap bermunculan pada setiap momentum setahun sekali ini.
Salah satunya adalah pesona kuliner khas Ramadhan yang menanti berupa Sate Susu di daerah Kampung Jawa, tepatnya di Jalan Ahmad Yani, Denpasar Barat. Dominasi Sate Susu itu dipajang di sepanjang gang area Masjid Baiturrahmah dengan lebih dari satu pedagang.
Berbeda halnya di tempat-tempat berbuka puasa, sate susu di Kampung Jawa ini selalu menjadi menu andal untuk berbuka dan paling banyak dicari.
Pembuatan dari sate susu juga tidak sulit, namun memerlukan waktu yang tidak sebentar. Bahan dasarnya berasal dari kumpulan puting susu sapi.
Selanjutnya, puting susu sapi tersebut direbus hingga 2 sampai 4 jam, setelah hasil perebusan, puting susu sapi yang membeku dipotong-potong berbentuk dadu, kemudian dibumbui dengan bumbu plecing khas Bali kreasi masing-masing pedagang.
Total waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan Sate Susu sekitar setengah hari sampai siap dipasarkan.
Sate Susu paling pas dipasangkan dengan lontong, bumbu sambal dan sambal kuning yang berasal dari tepung beras dengan santan, dan rempah-rempah lainnya. Sate ini tidak diperbolehkan disimpan terlalu lama. Jadi, hanya bisa dikonsumsi pada hari yang sama saat membeli.
"Biasanya, saya beli asli puting sapi ini di langganan, sudah otomatis mau bulan puasa, pesanannya dibawakan kesini, dan setiap hari saya membeli 5 kg dengan harga Rp2.500 per tusuk sate," kata warga setempat," Apung Siti Warsito
Para pedagang menjajakan sate susu ini setiap menyambut bulan puasa dan hari raya Nyepi. Tampilannya pun menggugah selera dengan hampir 50 atau lebih menyambut kedatangan para membeli.
Harga yang pas di kantong juga membuat para pembeli tidak segan-segan merogoh kocek yang tidak sedikit untuk membawa sekitar 20 hingga 40 tusuk sate susu sebagai menu berbuka puasa.
"Yang paling laku pas lagi Ramadhan gini ya sate susu, kayak paling sering dicari juga, makanya setiap Ramadhan saya selalu menjual sate ini. Alhamdulilah, selalu habis setiap harinya," kata salah serang pedangag sate ini, Apung.