Mandi taubat malam 1 Muharram

id Mandi taubat,Tahun baru islam,1 muharram,Muratara

Mandi taubat malam 1 Muharram

Ribuan warga Kota Palembang melakukan zikir akbar Tahun Baru Hijriah 1 Muharram 1440 H di Masjid Agung palembang, Sumsel, Senin (10/9). Zikir akbar ini dilakukan warga bersama ulama, TNI, Polri, serta jajaran pemerintah provinsi Sumsel dan Kota Palembang. (ANTARA FOTO/Feny Selly/Ang/18)

Musi Rawas Utara (ANTARA News Sumsel) - Berbagai macam cara yang dilakukan masyarakat Indonesia untuk menyambut dan merayakan malam tahun baru Islam 1 Muharram 1440 Hijriyah.

Mulai dari zikir akbar, istighosah, maupun pawai obor, bahkan ada sekelompok warga yang melakukan tradisi unik yakni mandi dengan air yang sudah dicampur kembang tujuh rupa.

"Tradisi ini kami lakukan setiap malam tahun baru Islam, kalau kami menyebutnya mandi taubat," kata guru spiritual, Ismail di Muara Rupit, Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, Selasa.

Menurut dia, tradisi yang dilakukannya itu tidak bertentangan dengan syariat Islam, karena orang yang mandi taubat tersebut hanya meminta kepada Allah SWT supaya dihapuskan semua dosanya yang telah lalu.

"Dia harus punya niat yang tulus untuk bertaubat kepada Allah, dan meminta hanya kepada Allah, jadi dengan mandi tadi ibaratnya untuk mensucikan diri," katanya.

Dia menambahkan, setelah melakukan mandi taubat, kegiatan selanjutnya ialah membaca surat Yasin, zikir dan doa bersama, diakhiri dengan makan secara bersama-sama.

"Kalau warga sini menyebutnya sedekah 'Ramo' artinya makan bersama-sama, tujuannya untuk mempererat tali silaturahmi antar warga," ujarnya.

Sementara salah seorang peserta mandi taubat, Yasmin mengatakan dirinya mengikuti tradisi tersebut sejak beberapa tahun terakhir, karena dinilai tidak melenceng dari ajaran Islam.

"Menurut saya pribadi ini tidak melenceng, mandi kembang itu kita niatkan dalam diri kita minta diampunkan semua dosa kita hanya kepada Allah semata," tegasnya.

Pewarta :
Editor: Erwin Matondang
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.