Teheran (ANTARA) - Salah satu dari dua ledakan yang terjadi di kawasan ramai di Kota Kerman, Iran tenggara, yang terjadi Rabu lalu adalah bom bunuh diri, kata media pemerintah pada Jumat.
Mengutip sebuah sumber informasi di kota tersebut, kantor berita Iran IRNA melaporkan bahwa penyelidikan awal menunjukkan pengeboman itu disebabkan oleh alat peledak tapi setelah pemeriksaan bukti, termasuk rekaman CCTV, dapat dipastikan ledakan pertama adalah serangan bunuh diri.
Ledakan kedua kemungkinan mungkin sama tetapi penyelidikan terus berlanjut, demikian laporan IRNA berdasarkan keterangan sumber yang tidak disebutkan namanya.
Pelaku bom bunuh diri pertama adalah seorang pria yang tubuhnya tercabik-cabik akibat ledakan. Otoritas Iran terus berupaya mengungkapkan identitas pelaku.
Kedua pengeboman itu terjadi masing-masing berjarak 1,5 kilometer dan 2,7 kilometer dari makam mantan kepala Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) Qassem Soleimani.
Alasan mengapa para pelaku memilih lokasi tersebut adalah karena mereka tidak mungkin melewati gerbang pemeriksaan.
Setidaknya 84 korban tewas dan 284 orang terluka akibat serangan bom yang diledakkan ketika ribuan orang berkumpul untuk memperingati empat tahun kematian Soleimani.
Soleimani tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di luar Bandara Internasional Baghdad pada Januari 2020.
Sementara itu, kelompok teroris Daesh atau ISIS, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Kelompok itu mengatakan lebih dari 300 korban tewas dalam dua bom bunuh diri di Iran.
Mereka menyebut kedua pelaku bom adalah Omer al-Mohed dan Safiullah Mujahid yang meledakkan rompi berisi bahan peledak yang mereka kenakan, di tengah kerumunan warga Iran.
Serangan di Kerman adalah yang paling mematikan sejak Revolusi Islam Iran 1979, jika dilihat dari jumlah korban jiwa.
Sumber: Anadolu
Mengutip sebuah sumber informasi di kota tersebut, kantor berita Iran IRNA melaporkan bahwa penyelidikan awal menunjukkan pengeboman itu disebabkan oleh alat peledak tapi setelah pemeriksaan bukti, termasuk rekaman CCTV, dapat dipastikan ledakan pertama adalah serangan bunuh diri.
Ledakan kedua kemungkinan mungkin sama tetapi penyelidikan terus berlanjut, demikian laporan IRNA berdasarkan keterangan sumber yang tidak disebutkan namanya.
Pelaku bom bunuh diri pertama adalah seorang pria yang tubuhnya tercabik-cabik akibat ledakan. Otoritas Iran terus berupaya mengungkapkan identitas pelaku.
Kedua pengeboman itu terjadi masing-masing berjarak 1,5 kilometer dan 2,7 kilometer dari makam mantan kepala Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) Qassem Soleimani.
Alasan mengapa para pelaku memilih lokasi tersebut adalah karena mereka tidak mungkin melewati gerbang pemeriksaan.
Setidaknya 84 korban tewas dan 284 orang terluka akibat serangan bom yang diledakkan ketika ribuan orang berkumpul untuk memperingati empat tahun kematian Soleimani.
Soleimani tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di luar Bandara Internasional Baghdad pada Januari 2020.
Sementara itu, kelompok teroris Daesh atau ISIS, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Kelompok itu mengatakan lebih dari 300 korban tewas dalam dua bom bunuh diri di Iran.
Mereka menyebut kedua pelaku bom adalah Omer al-Mohed dan Safiullah Mujahid yang meledakkan rompi berisi bahan peledak yang mereka kenakan, di tengah kerumunan warga Iran.
Serangan di Kerman adalah yang paling mematikan sejak Revolusi Islam Iran 1979, jika dilihat dari jumlah korban jiwa.
Sumber: Anadolu