Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel menyatakan bahwa kejahatan pinjaman “online” atau “pinjol”, robot trading, dan forex bukan hanya mengeruk uang dari masyarakat tapi juga merusak dan melemahkan Indonesia.
“Kita harus waspada dan awas terhadap situasi ini. Ini melemahkan sendi-sendi kekuatan nasional dengan menghancurkan ekonomi rakyat,” kata Rachmat Gobel dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Hal itu dikatakannya dalam acara yang diselenggarakan Koperasi Jaya Usaha Bersama dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Gorontalo, Sabtu (18/3).
Gobel mengaku telah 20 kali melakukan sosialisasi tentang bahaya “pinjol”, termasuk tujuh di antaranya di Kabupaten Gorontalo.
Menurut dia, Gorontalo sudah banyak korban berjatuhan akibat kejahatan “pinjol”, robot trading, dan investasi “foreign exchange”.
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel hadir dalam acara yang diselenggarakan Koperasi Jaya Usaha Bersama dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Gorontalo, Sabtu (18/3/23). (ANTARA/HO-DPR RI)
Gobel mengatakan banyak faktor yang menjadi penyebab maraknya “pinjol” ilegal, seperti masalah ekonomi, kondisi kemiskinan yang tinggi di masyarakat, dan oknum yang memang ingin memperparah kondisi ekonomi dan sosial Indonesia.
“Semuanya cuma mau bikin susah, masyarakat jangan sampai terjebak. Memang mereka selalu mengiming-imingi dengan berbagai cara seperti hadiah maupun keuntungan hingga 200 persen. Untung 100 persen saja tidak ada, jadi pasti itu bohong,” ujarnya.
Dia menilai masyarakat jika ingin berhasil maka harus bekerja. Gobel mengatakan, untuk memudahkan masyarakat Gorontalo mencari pekerjaan dan mengembangkan usaha, dirinya memutuskan untuk melakukan investasi di Gorontalo senilai Rp1,4 triliun.
“Saya ingin membangun kampung halaman dan tanah leluhur saya karena Gorontalo selalu menjadi provinsi dengan predikat termiskin kelima di Indonesia. Ini yang menjadi faktor maraknya pinjol ilegal,” katanya.
Gobel mengatakan melalui investasi di industri pangan, maka akan tercipta lapangan pekerjaan hingga 300 ribu, termasuk di sektor pendukungnya yaitu di pertanian dan kelautan.
Melalui investasi itu, dia mengajak generasi muda, khususnya para mahasiswa menjadi agen perubahan di Gorontalo.
“Saya sudah memulainya dengan menanamkan uang saya, ini investasi terbesar di Gorontalo. Sekarang, saya tantang para mahasiswa yang hadir di sini, dan umumnya kepada para generasi muda di Gorontalo untuk menjadi agen perubahan di Gorontalo,” katanya.
Gobel menyampaikan, melalui investasi yang dilakukannya tersebut maka akan terjadi banyak perubahan di Gorontalo, misalnya ekonomi akan bergerak lebih cepat, lapangan pekerjaan akan banyak tercipta, dan persaingan akan lebih ketat.
Semua itu menurut dia, butuh kesiapan sumber daya manusia dan kemampuan lembaga-lembaga pendidikan serta etos sosial baru yang lebih kompetitif sehingga akan ada peradaban baru di Gorontalo,” katanya.
“Kita harus waspada dan awas terhadap situasi ini. Ini melemahkan sendi-sendi kekuatan nasional dengan menghancurkan ekonomi rakyat,” kata Rachmat Gobel dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Hal itu dikatakannya dalam acara yang diselenggarakan Koperasi Jaya Usaha Bersama dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Gorontalo, Sabtu (18/3).
Gobel mengaku telah 20 kali melakukan sosialisasi tentang bahaya “pinjol”, termasuk tujuh di antaranya di Kabupaten Gorontalo.
Menurut dia, Gorontalo sudah banyak korban berjatuhan akibat kejahatan “pinjol”, robot trading, dan investasi “foreign exchange”.
Gobel mengatakan banyak faktor yang menjadi penyebab maraknya “pinjol” ilegal, seperti masalah ekonomi, kondisi kemiskinan yang tinggi di masyarakat, dan oknum yang memang ingin memperparah kondisi ekonomi dan sosial Indonesia.
“Semuanya cuma mau bikin susah, masyarakat jangan sampai terjebak. Memang mereka selalu mengiming-imingi dengan berbagai cara seperti hadiah maupun keuntungan hingga 200 persen. Untung 100 persen saja tidak ada, jadi pasti itu bohong,” ujarnya.
Dia menilai masyarakat jika ingin berhasil maka harus bekerja. Gobel mengatakan, untuk memudahkan masyarakat Gorontalo mencari pekerjaan dan mengembangkan usaha, dirinya memutuskan untuk melakukan investasi di Gorontalo senilai Rp1,4 triliun.
“Saya ingin membangun kampung halaman dan tanah leluhur saya karena Gorontalo selalu menjadi provinsi dengan predikat termiskin kelima di Indonesia. Ini yang menjadi faktor maraknya pinjol ilegal,” katanya.
Gobel mengatakan melalui investasi di industri pangan, maka akan tercipta lapangan pekerjaan hingga 300 ribu, termasuk di sektor pendukungnya yaitu di pertanian dan kelautan.
Melalui investasi itu, dia mengajak generasi muda, khususnya para mahasiswa menjadi agen perubahan di Gorontalo.
“Saya sudah memulainya dengan menanamkan uang saya, ini investasi terbesar di Gorontalo. Sekarang, saya tantang para mahasiswa yang hadir di sini, dan umumnya kepada para generasi muda di Gorontalo untuk menjadi agen perubahan di Gorontalo,” katanya.
Gobel menyampaikan, melalui investasi yang dilakukannya tersebut maka akan terjadi banyak perubahan di Gorontalo, misalnya ekonomi akan bergerak lebih cepat, lapangan pekerjaan akan banyak tercipta, dan persaingan akan lebih ketat.
Semua itu menurut dia, butuh kesiapan sumber daya manusia dan kemampuan lembaga-lembaga pendidikan serta etos sosial baru yang lebih kompetitif sehingga akan ada peradaban baru di Gorontalo,” katanya.