Koteka lestari bersama 80 tahun Indonesia merdeka

id Koteka,HUT ke-80 Kemerdekaan RI,Pemprov Papua Pegunungan,Pemkab Jayawijaya,Budaya baliem, Budaya Papua ppegunungan

Koteka lestari bersama 80 tahun Indonesia merdeka

Sekelompok laki-laki Lembah Baliem Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan saat memakai pakai adatnya koteka serta memagang alat perang berupa jubi dan busurnya pada penyelenggaraan Festival Budaya Lembah Baliem ke-33 tahun 2025. (ANTARA/Yudhi Efendi)

Wamena (ANTARA) - Koteka adalah pakaian tradisional yang dikenakan oleh laki-laki di Papua, termasuk Pegunungan Tengah. Pakaian ini berbentuk selongsong yang terbuat dari buah labu air yang dikeringkan dan berbentuk mengerucut di bagian depan.

Koteka digunakan untuk menutupi kemaluan dan memiliki berbagai makna dan fungsi dalam budaya Papua, khususnya masyarakat Papua Pegunungan. Koteka juga menjadi simbol ketangguhan dan kejantanan bagi laki-laki Papua.

Pakaian tradisional tersebut masih kerap dijumpai dikenakan oleh masyarakat asli di di jalan-jalan pusat keramaian di wilayah Papua Pegunungan, khususnya di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Menurut Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Kabupaten Jayawijaya Herman Doga, bagi masyarakat Papua Pegunungan, khususnya Lembah Baliem, koteka merupakan pakaian yang melekat pada dirinya setiap saat.

Busana tradisional koteka ini biasa juga ditampilkan oleh penari budaya pada acara-acara resmi di wilayah Papua Pegunungan, di antaranya untuk menyambut tamu-tamu penting dari pemerintah pusat yang melakukan kunjungan kerja ke daerah.

Selain itu, pakaian tradisional ini juga digunakan untuk karnaval serta upacara bendera pada saat momentum perayaan hari kemerdekaan, berdampingan dengan pakaian adat daerah lainnya di Indonesia.



80 tahun kemerdekaan

Pada momentum perayaan hari ulang tahun atau HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, koteka tetap menjadi sebuah simbol keberagaman budaya dan adat istiadat di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Koteka akan tetap menjadi jati diri yang hakiki bagi masyarakat Papua Pegunungan, yang terdiri dari delapan Kabupaten, yakni Jayawijaya, Lanny Jaya, Nduga, Tolikara, Pegunungan Bintang, Yalimo, Mamberamo Tengah, dan Yahukimo.

Bagi Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan, sebagaimana diungkapkan oleh gubernur John Tabo, koteka itu adalah jati diri, harga diri, dan budaya masyarakat Papua yang telah diwariskan para leluhur. Karena itu, pakaian tersebut harus dilestarikan.

Koteka tidak akan tergantikan dengan pakaian atau busana lain, meski usia negara tercinta ini terus bertambah dari waktu ke waktu. Melestarikan koteka sama artinya dengan menjaga warna keberagaman suku yang ada di Tanah Air.

Bahkan, pada penyelenggaraan Festival Budaya Lembah Baliem ke-33 tahun 2025, ratusan pelajar di Jayawijaya menggunakan koteka sebagai pakaian tradisional dalam meramaikan puncak kegiatan yang dihadiri ribuan orang, baik dari dalam maupun luar negeri.

Pewarta :
Uploader: Aang Sabarudin
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.