Ia menuturkan secara umum China akan melonggarkan kebijakan fiskal dan moneter guna mendukung konsumsi domestik dan sektor properti.
Namun, investor masih menunggu dan mengantisipasi rilis data inflasi AS besok. Inflasi utama AS diproyeksikan akan naik dari 2,6 persen pada Oktober 2024 menjadi 2,7 persen pada November 2024.
Sementara dari domestik, Lukman mengatakan investor juga menantikan data penjualan ritel Indonesia siang ini.
Ia memperkirakan kurs rupiah bergerak di rentang Rp15.800 per dolar AS sampai dengan Rp15.900 per dolar AS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah diproyeksikan menguat di tengah harapan stimulus dari China