"Meskipun Halo lebih sering terlihat pada siang hari, ada kalanya fenomena ini juga muncul pada malam hari, terutama jika ada bulan yang cukup terang dan awan Cirrus yang cukup tipis di langit," katanya.
Ia menegaskan bahwa fenomena Halo bukanlah tanda dari suatu peristiwa luar biasa atau fenomena yang membawa dampak langsung terhadap kondisi cuaca di sekitar.
Fenomena itu bersifat optis, mirip dengan pelangi, dan terjadi murni karena interaksi sinar Matahari atau sinar Bulan dengan butiran es di atmosfer.
"Namun, waktu kemunculannya yang bertepatan dengan peristiwa penting di Labuan Bajo, yakni pentahbisan uskup, tentu menambah kesan khusus bagi masyarakat setempat yang melihatnya sebagai momen penuh makna," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG jelaskan fenomena Halo saat pentahbisan Uskup Labuan Bajo